Selasa, 01 September 2009
Ketika Kelembutan Berpadu Keindahan
Kelembutan dan keindahan seolah menyatu dalam balet. Sulit memang mendefinisikan balet termasuk olahraga atau tarian. Olahraga yang satu ini memang identik dengan keindahan. Tak heran mayoritas orang yang mempelajari balet adalah kaum hawa, namun tidak menutup kemungkinan dipelajari oleh kaum adam.
Di balik keindahan yang disuguhkan ternyata balet juga menyuguhkan aktivitas olah tubuh melalui gerakannya yang bervariasi. Saat ini balet telah menjadi bagian dari sebuah karya seni yang ditampilkan baik itu melalui tarian ataupun seni peran.
Balet sendiri bukan berasal dari Indonesia. Mulanya balet berakar dari pertemuan ningrat Italia pada masa pencerahan. Selanjutnya, balet dikembangkan dalam ballet de cour, yaitu dansa sosial yang dilakukan bersama musik, pidato, berpuisi, nyanyian, dekor, dan kostum oleh para ningrat Prancis.
Balet kemudian berkembang sebagai bentukan seni tersendiri di Prancis pada masa pemerintahan raja Louis XIV yang sangat mencintai seni tari dan bertekat untuk memajukan kualitas seni tari pada masa itu. Saking cintanya sang raja akhirnya memutuskan mendirikan Académie Royale de Danse pada tahun 1661, dan pada tahun yang sama, balet komedi karya Jean-Baptist Lully ditampilkan.
Karena keindahannya pula banyak komik yang mengadaptasi balet ke dalam kisah komiknya bahkan sampai bisa memengaruhi pembacanya untuk belajar balet. Salah satu yang terinspirasi tersebut adalah Tania salah satu pengajar Sekolah Balet Namarina, Halimun.
Ditemui Jurnal Nasional di sela-sela rutinitasnya mengajar, Tania menuturkan awal ketertarikannya belajar balet muncul setelah membaca serial komik balet Jepang Mari-Chan. Komik ini sempat terkenal pada era 90-an.”Saya tertarik karena melihat baju-baju balet yang bagus, awalnya saya sempat belajar senam ritmik,” katanya.
Akhirnya Tania kecil yang masih berusia 8 tahun pada tahun1992, meminta kepada orang tuanya untuk belajar balet. Kemudian dipilihlah sekolah balet Namarina untuk belajar. Saat ini di usianya yang ke-23 tahun, Tania telah menjadi asisten pengajar untuk grade 5 atau kelas menengah untuk anak usia 12 tahun di Namarina.
Setelah belajar di sekolah balet yang didirikan pada 1956 oleh Nanny Lubis, Tania sempat mengikuti berbagai kejuaraan dan pernah meraih juara kedua dalam lomba koreografi antarsekolah berkat belajar balet.
“Manfaat balet bisa melatih otot badan sehingga badan bisa lebih lentur. Balet sendiri merupakan bagian dari seni tari selain sebagai olahraga. Selain itu bisa jadi sarana refreshing dan menyegarkan otak. Pokoknya fun,” ujarnya lagi. Yang dimaksud menyegarkan otak karena pengaruh musik klasik yang mengiringi setiap tarian balet.
Bagi yang ingin belajar balet secara serius menurut Tania hendaknya dimulai sejak usia 3 tahun, karena pada usia demikian badan dan tulang masih mudah dibentuk. Apalagi balet banyak mengandalkan tumpuan pada tumit kaki.
Salah satu Sekolah Balet yakni Namarina menawarkan berbagai macam kelas mulai dari Pre Ballet (3-5 tahun), Pre Primary, Primary Grade (1-5), Grade 6-8, hingga kelas intermediate foundation s/d advanced 2.
Kelas-kelas ballet di Namarina mengadaptasi sistem dari The Royal Academy of Dance (RAD ), London, dengan ujian kenaikan tingkat serta memperoleh sertifikat dari Namarina dan sertifikat dari RAD. Penguji untuk ujian Higher Grades ( Grade 6 , 7, 8 ) dan Vocational Graded ( Intermediate Foundation ‘“ Advanced 2 ) didatangkan langsung dari RAD, London. Oleh karena itu, sertifikat untuk level ini dikeluarkan langsung oleh RAD, London , Inggris.
Ketelitian dan disiplin sangat diperlukan dalam mempelajari balet melalui kemampuan teknik, kematangan fisik dan performance. Dengan hasil yang baik tak jarang banyak penari balet dalam negeri dipanggil ke luar negeri untuk mempelajari balet lebih dalam di Prancis dan Italia, ataupun negara-negara Eropa lainnya.
Selain itu Namarina juga sering mengadakan pertunjukan Balet, entah itu dalam rangka ujian ataupun untuk pementasan umum. Seperti pada 24-25 November tahun lalu Namarina mementaskan Nut Cracker di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ).
Selain murid perempuan, ada pula murid laki-laki yang ikut belajar. Salah satunya adalah Ziko. “Saya belajar balet karena dianjurkan guru kelas jazz saya di Namarina sebagai variasi,” katanya. Selain itu lelaki yang saat ini sedang kuliah di Universitas Trisakti angkatan 2005 ini memang senang menari sejak masih sekolah di Kanisius. Setelah belajar di Namarina dia kerapkali pentas bersama Namarina karena di sekolah balet tersebut baru ada 4 orang laki-laki, sehingga otomatis dirinya mendapat peran untuk pementasan.
Meski laki-laki sendiri, Zico tidak canggung berlatih dengan anak-anak perempuan. Baginya yang terpenting adalah dia bisa terus belajar untuk mengembangkan kemampuannya menari. “Belajar balet bisa membuat postur tubuh bagus,” katanya.
Murid lain, Vina (11) telah belajar balet sejak usia 4 tahun. Siswi kelas 5 SD Perguruan Cikini ini menuturkan banyak manfaat yang dia dapat dari balet. ”Saya jadi nggak pemalu lagi karena sering pentas.”
Terakhir Vina sempat ikut pementasan cerita Barbie di beberapa mal. Meski capek, namun Vina menikmati belajar balet. “Saya ingin jadi penari balet terkenal nantinya,” ujar gadis berperawakan paling mungil di antara teman-temanya yang berlatih sore itu di Namarina. Biasanya Vina yang saat ini tengah belajar di grade 5 rutin berlatih setiap 2 minggu sekali selama 1,5- 2 jam setiap pertemuan.
Bagi yang sudah dewasa tak perlu berkecil hati karena menurut Tania orang dewasa masih bisa belajar balet lewat jazz balet. Tertarik untuk mencoba?
Delia Mustikasari
Dimuat di Harian Jurnal Nasional edisi Minggu, 24 Februari 2008
Atlet Top Bisa Tak Tampil
PASI beralasan para atlet top tersebut lebih difokuskan untuk persiapan SEA GAMES (SEAG) XXV Laos 2009. Komandan SEAG XXV Djoko Pramono mengatakan ajang Islamic tidak sesuai dengan level Suryo ataupun Dedeh.
"PASI tidak ingin para atlet utamanya terkena risiko cedera. Karena itu mereka tidak dikirim," kata Djoko di Gedung KONI, Senin (31/8).
Padahal, menurut dia aturan di Islamic sudah jelas. Peserta adalah atlet yang tengah dipersiapkan untuk SEAG, karena mereka tengah dalam proses program latihan. "Untuk itu mereka perlu uji tanding. Saya menyayangkan jika kesempatan ini dilewatkan begitu saja. Padahal, banyak cabang lain yang ingin berangkat," ujar Djoko lagi.
Pernyataan tersebut didapat pria yang juga Ketua Olympic Solidarity Komite Olimpiade Indonesia (KOI) saat Manajer PAL Paulus Lay melaporkan kesiapan atlet yang akan berangkat. "Yang jelas saya berpesan kepada mereka agar jangan mengirim atlet lapis kedua atau tiga.Mereka belum memenuhi kualifikasi, takutnya akan tampil memalukan di sana."
Sementara Sekjen PASI Tigor Tanjung menjelaskan yang dimaksud dengan pernyataan tidak sesuai dengan level Suryo Agung dipertimbangkan saat harus berhadapan dengan atlet Qatar. Dikhawatirkan mental Suryo akan drop jika tampil kurang baik dan akan berimbas kepada penampilannya di Laos.
Cabang atletik mendapat jatah paling banyak,yakni enam orang. Diikuti oleh cabang angkat besi (5 orang), menembak (5 orang), taekwondo (3 orang). Total ada 23 atlet yang akan turun. Sementara cabang tenis meja dan gulat belum memasukan nama atletnya. Adapun cabang yang berangkat dengan biaya sendiri adalah taekwondo dan gulat.
Cabang yang berangkat lewat kocek PB akan mengeluarkan biaya senilai US$50 (Rp500 ribu) per hari. Biaya tersebut merunut dari ketentuan National Olympic Committee (NOC).
Semula cabang renang juga mendapat jatah untuk berangkat oleh KOI, namun Manajer Program Atlet Andalan renang Bambang Udaya menyatakan bahwa event Islamic Solidarity dan Asian Indoor Games tidak masuk dalam kalender mereka. “Kami lebih fokus menyiapkan diri di SEA Games saja.”
diterbitkan di Jurnal Nasional, halaman Top Soccer edisi selasa 1 September 2009
Selasa, 30 Juni 2009
Ketika India Mulai Bangkit
Kini India kembali melahirkan juara baru untuk turnamen yang levelnya juga sekelas dengan All England. Pemain terbaik mereka di sektor putri, Saina Nehwal membuka mata dunia ketika berhasil menembus jajaran 10 besar dunia.
Torehan itu semakin mengkilap ketika dia membuat kejutan dengan merubuhkan tembok China, Wang Lin pada babak final Djarum Indonesia Terbuka Super Series di Istora Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Minggu (21/6) lalu.
Menariknya pencapaian tersebut hanya perlu waktu kurang dari setahun. Kesuksesan ini juga tak lepas dari polesan salah satu putra terbaik Indonesia Atiek Jauhari. Ya, terhitung usai Olimpiade 2008, mantan pemain sekaligus pelatih timnas Indonesia ini mulai menjadi pelatih bagi Sania yang masih berusia 19 tahun.
“Saya melatih Saina ketika dia masih masuk jajaran 15 besar dunia tepatnya tahun 2008. Sekarang dia sudah masuk peringkat 10 besar dunia, bahkan bukan tidak mungkin masuk ke peringkat lima besar dunia,” kata Atiek Jauhari.
Faktor pelatih juga tidak akan sejalan jika tidak didukung dari ketekunan si pemain itu sendiri. Saina tergolong atlet yang sangat disiplin dan patuh terhadap instruksi pelatih. Sehari dia menjalani latihan dua kali sehari selama 7,5 jam.
Berbeda dengan Indonesia, pemain India tidak sepenuhnya menghabiskan waktu untuk berlatih bulu tangkis. Olahraga ini tidak termasuk dalam prioritas pembinaan cabang di India dan kalah populer dengan tenis.
“Pemain India lebih mengutamakan pendidikan. Jika turnamen berbarengan dengan kesibukan sekolah, tentunya mereka lebih memilih absen. Jika perlu membawa modul ke tempat pertandingan dengan mendatangkan guru,” ujar Atiek.
Satu hal yang menarik, menurut Atiek, di India pelatih sudah dianggap seperti “dewa”. Selain menghormati orang tua, mereka juga hormat terhadap pelatih.
Masih langkanya atle bulu tangkis asal negeri ini juga disebabkan cabang yang lahir di India itu masih dikategorikan sebagai cabang elite. Hanya kalangan mampu saja yang berkesempatan menekuni olahraga ini. Jadi, tak heran jika kondisi di atas bisa terbentuk.
Selain ditangani Atiek, Saina juga melakoni latihan fisik di bawah bimbingan Kiran Challagundla. “Dalam latihan Saina, kami memasukkan menu peningkatan endurance, power, refleks, dan keseimbangan. Dia sangat disiplin menjalani latihan tersebut,” ujarnya.
Bagaimana dengan pemain Indonesia seperti Maria Kristin Yulianti? Meski sempat meraih medali perunggu Olimpiade 2008, prestasinya semakin menurun. Bahkan, bayang-bayang cedera masih membalutnya. Sedangkan atlet pelapis seperti Linda Weni Fanetri kemampuannya masih belum setara. Masih membutuhkan banyak polesan.
Mengutip pernyataan Atiek, Indonesia sebenarnya memiliki bakat luar biasa di cabang ini. Sekarang tinggal bagimana memaksimalkan potensi tersebut agar terus terjaga.
Ini merupakan pekerjaan rumah bagi Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) dan juga pemain. Jangan sampai kalah di negeri sendiri, meski butuh waktu cukup lama untuk kembali membangun generasi bulu tangkis yang mumpuni.
KING, Menggugah Semangat Nasionalisme Lewat Film
Prestasi bulu tangkis Indonesia kini suram. Hanya satu gelar Super Series sejak awal tahun yang bisa direngkuh anak-anak pelatnas. Di turnamen Piala Thomas dan Uber 2008, Piala Sudirman, bahkan di Djarum Indonesia Terbuka Super Series 2009 kita keok. Indonesia puasa gelar.
Walau prestasi buram, rupanya antusiasme fans bulu tangkis Tanah Air mampu melecut pasangan seniman Ari Sihasale-Nia Zulkarnaen untuk menyemangati dari sisi lain. Dari perhelatan Piala Thomas-Uber Juni tahun lalu di Istora Senayan, Jakarta, mereka melihat semangat para penonton Indonesia yang rindu prestasi tinggi Merah Putih. Walau Taufik Hidayat dkk kalah, tapi antusiasme tetap berkobar.
"Karenanya kami ingin menciptakan sebuah film bulu tangkis yang belum pernah ada di dunia," ujar Ari, si produser film KING di sela turnamen Indonesia Terbuka beberapa waktu lalu.
Dia melihat selama ini film tinju atau sepak bola lebih banyak beredar. Padahal, Indonesia dikenal sebagai salah satu gudang pebulu tangkis andal. "Kita memiliki banyak pahlawan bulu tangkis di sini. Sebagai insan film, kami hanya bisa memberikan penghargaan dalam bentuk seperti ini," ujarnya.
Tak tanggung-tanggung, Ari yang akrab disapa Ale memberanikan diri menjadi sutradara untuk film ketiga produksi Alenia Pictures, perusahaan yang didirikannya bersama sang istri, Nia Zulkarnaen. Menurut dia, memutuskan menjadi sutradara bukan semata agar hemat biaya. Tapi kesempatan besar untuk menunjukkan kemampuan. Ale makin percaya diri karena mendapatkan dukungan dari banyak pihak.
Di antara sekian banyak pemain hebat, Nia dan Ari akhirnya memilih sosok Liem Swie King. Mereka termasuk orang yang dengan setia menyaksikan aksi King pada era 1970-an. Tidak hanya itu, mereka melakukan survei untuk menilai kelayakan King sebagai tokoh yang dipilih. Kebetulan, Nia sempat menjabat Humas PB PBSI di masa kepengurusan Sutiyoso yang berakhir pada 2008.
King, pemain yang lahir di Kudus, Jawa Tengah ini namanya melejit sejak mampu menantang Rudy Hartono di final All England 1976 di usia ke-20. King lantas menjadi pewaris kejayaan Rudy di kejuaraan bulu tangkis paling bergengsi di dunia tersebut.
King yang punya nama Indonesia Guntur itu ikut menyumbang medali emas Asian Games di Bangkok 1978 dan enam kali membela tim Piala Thomas. Bersamanya, tiga kali Indonesia sukses menyabet Piala Thomas. "Ternyata, kisah hidupnya benar-benar menarik. Makanya, kami yakin, film ini akan menarik perhatian penonton," ujar Nia.
Di film itu, berkisah seorang ayah bernama Sambas dan putranya, Guntur, yang begitu cinta bulu tangkis. Sambas bukan siapa-siapa. Dia cuma komentator pertandingan bulu tangkis antarkampung yang juga bekerja sebagai pengumpul bulu angsa, bahan membuat shuttlecock. Dia sangat mencintai bulu tangkis, utamanya Liem Swie King, sang idola.
Mendengar cerita ayahnya tentang King, Guntur (diperankan Rangga Raditya) bertekad menjadi pemain hebat. Dengan segala keterbatasan dan kendala yang ada di hadapannya, Guntur tak henti-hentinya berjuang untuk mendapatkan beasiswa bulu tangkis.
Dalam pembuatan film tersebut, Nia dan Ari mengalami kesulitan mencari pemeran. Maklum, Ari sengaja membuat film itu diisi para pemain bulu tangkis sungguhan. Mulai King sendiri, Ivana Lie, Rosiana Tendean, sampai Maria Kristin. Pemeran utama Guntur pun sengaja dicari dari anak umur sekolah dasar yang piawai main bulu tangkis.
"Sudah beratus orang yang diaudisi, tapi rasanya kurang ada yang cocok. Akhirnya, kami ketemu Rangga yang memiliki karakter wajah yang cocok. Sedikit kampung begitu," ucap Ale sambil tertawa.
Lokasi yang dipilih untuk memperkuat jalan cerita kebanyakan berada di Jawa. Mulai Kudus, Banyuwangi, Situbondo, hingga Bondowoso dengan syuting 28 hari.
Rencananya, film KING diputar perdana pada 25 Juni di Jakarta. Meski begitu, Ale menyebutkan, film KING bukan otobiografi sang legenda. Melainkan hanya mengambil spirit dari King yang membawanya menjadi juara dunia dan punya pukulan berjuluk King Smash.
King yang tetap bersahaja dan lemah lembut itu tidak menolak ketika Nia dan Ale meminta izin mengambil kisahnya sebagai sumber cerita film yang akan dibintangi Wulan Guritno dan beberapa pemain cilik itu. "Saya melihat pesan di film ini bertujuan mulia. Saya rasa baik," ucapnya. Delia Mustikasari
Minggu, 03 Mei 2009
Pelajaran Dari Tur de Singkarak
Keindahan alam ranah Minang yang mengiringi seluruh etape menjadi daya tarik tersendiri bagi para pebalap khususnya pebalap asing. Mulai dari etape pertama yang dimulai di Taman Budaya dan melewati Pantai Padang, mereka sudah disuguhi udara yang bersih meski panas terik menyengat mereka.
Para pebalap telah melahap 459 km yang terbagi dalam empat etape. Dimulai dari etape pertama Taman Budaya-Pantai Padang-Padang sepanjang 4,4 km kontur jalan tidak terlalu sulit. Pebalap cukup mengitari kota Padang sembari menikmati keindahan pusat kota.
Pada hari kedua jalur yang dilalui lebih menantang, yakni Padang-Bukit Tinggi (92,3 km). Sepanjang jalan menuju bukit tinggi, pemandangan yang disuguhkan tak kalah indah. Mereka melalui lembah anai yang terkenal dengan air terjunnya. Tampak pula jembatan-jembatan buatan Jepang pada masa penjajahan.
Jalanan menuju Bukit Tinggi berbukit dan menanjak, di sisi kiri-kanan jalan hutan alami menaungi. Tiba di bukit tinggi, tepatnya di menara jam gadang kembali kita dimanjakan dengan menara jam yang anggun. Kota kelahiran tokoh proklamator Muhammad Hatta ini dekat dengan objek wisata Ngarai Sianok, Gua Jepang, Pasar Atas, dan bawah Bukit tinggi.
Selanjutnya etape ketiga dibagi dalam dua waktu keberangkatan. Etape III-A melalui Bukittinggi-Ombilin-Sawahlunto sepanjang 84,6 km. Dilanjutkan etape III-B dari Ombilin-Sawahlunto menuju tempat akbar icon balapn ini, yakni danau singkarak. Kali ini jaraknya 96,6 km. Etape terakhir melalui Danau atas-dan Danau Singkarak, inilah lokasi yang menjadi puncak petualangan para rider. Konon keindahan, keasrian alamnya mampu menyihir setiap orang karena udaranya yang sejuk dan alami.
Semula akses jalan menuju danau ini mengalami kerusakan, namun semua dapat teratasi berkat dukungan penuh dari Pemerintah Daerah Sumatera Barat. Teknikal Delegate Jamaluddin Mahmood mengatakan Pemda Sumbar cukup responsif dalam mengantisipasi jalan sepanjang Singkarak yang sempat berlubang.
Bahkan dia menyebut jumlah peserta sebanyak 143 orang di ajang ini merupakan yang terbanyak untuk event balap tingkat Asia. Persiapan yang baik juga menjadi salah satu indikator keberhasilan penyelenggaraan. Bahkan persiapanya dia anggap lebih tinggi dari Tur de Langkawi.
Sambutan masyarakat Padang juga cukup tinggi. Mulai dari anak sekolah, pegawai pemerintah, dan swasta berduyun-duyun menyaksikan kunjungan para pebalap Asia. Di sepanjang jalan yang dilalui mereka menampilkan bermacam atraksi dari mengibarkan bendera, mengambil foto, hingga bernyanyi ataupun sekedar melambaikan tangan kepada peserta yang lewat.
Sayangnya dukungan penuh dari Departemen Budaya dan Pariwisata dan Pemerintah Sumatera Barat tidak dibarengi dengan kenyamanan media peliput. Memang ada beberapa media yang masuk dalam list pihak Karma Event Organizer (EO). Namun, tidak semua terlayani dengan baik.
Berdasarkan obrolan dengan teman-teman wartawan, khususnya yang datang dari Jakarta. Pihak EO tidak melayani mereka dengan baik, saat sampai di Bandara Internasional Minangkabau banyak yang kebingungan karena tidak dipandu. Hal ini juga terjadi saat tiba di Hotel, tidak ada EO yang memandu mereka sehingga mereka belum sempat diperhatikan soal makan.
Ada dua mekanisme keberangkatan media berdasarkan , yakni berangkat Minggu, (26/4) dan Rabu, (29/4). Ada juga yang berangkat bersama pihak Humas Depbudpar, namun agaknya koordinasi antara keduanya kurang berjalan. Karena nama-nama media yang diundang tidak terdata dengan lengkap, sehingga media yang diundang Depbudpar tidak tercatat dalam list Karma EO.
Beberapa wartawan yang biasa meliput desk olahraga juga kesulitan mendapat kartu identitas peliput (ID). Ruang media center hampir seperti ruang kerja humas. Tidak banyak akses computer atau minimal akses wifi disediakan di setiap sudut Hotel Bumi Minang yang menjadi pusat informasi media.
Hendaknya ada pemisahan yang jelas soal pengelolaan media ini. Pasalnya ada beberapa lintas media, satu yang menangani wartawan olahraga khusus untuk peliputan balap sepeda yang bisanya dikelola oleh PB ISSI. Kedua, wartawan peliput Pariwisata. Jika ada pengaturan yang baik keduanya tentu dapat fokus menangani garapan liputannya.
Pihak EO juga hendaknya juga paham bagaimana mekanisme lomba, jadi mampu memberikan informasi sejelas-jelasnya kepada media.
Mulai dari konferensi pers lewat email, maupun lewat pesan singkat. Sehingga dapat dengan mudah diakses wartawan. Selain itu mereka juga perlu melayani media dengan baik tanpa membeda-bedakan apa itu media asing, media dari Jakarta, maupun media setempat.
Hendaknya ini menjadi pelajaran jika mengadakan event yang melibatkan wartawan lintas desk berita. Sehingga baik wartawan yang biasa meliput olahraga, dan pariwisata dapat bekerja dengan baik sesuai bidang garapannya. Karena suksesnya pemberitaan suatu event oleh media, merupakan sukses kita semua selaku warga negara Indonesia.
S
Kamis, 16 April 2009
Semifinal, Target Paling Masuk Akal
“Materi pemain yang masuk dalam tim mayoritas berusia muda. Memang dalam kejuaraan target kita harus menang. Justru ini kesempatan bagi pemain muda untuk unjuk gigi. Tidak diunggulkan harus dijadikan peluang untuk berjuang lebih keras,” kata Candra disela jumpa pers kejuaraan bulu tangkis Candra Wijaya Men’s Double Championship di Jakarta, Rabu (15/4).
Candra yang sudah tujuh kali memperkuat tim Sudirman Indonesia sejak 1997-2007 ini menceritakan pengalamannya semasa di yunior. “Saat itu saya merasa mendapat kehormatan untuk bisa masuk dalam tim. Karena itu, saya tidak peduli dengan titel pemain yunior yang saya sandang. Saya justru ingin mematahkan prediksi negatif menjadi positif,” ujarnya.
Dia juga menilai kemenangan yang diraih bukan berarti tak ada kekurangan. “Meski rata-rata pemain baru, jangan jadikan sebagai kekurangan. Kalah atau menang tentu ada kekuarangan yang perlu diperbaiki,” terang peraih medali emas Olimpiade Sydney 2000 bersama Toni Gunawan ini.
Candra sendiri sempat diminta untuk memperkuat Indonesia di Piala Sudirman. Namun dia memilih tidak ikut, karena ingin memberi kesempatan kepada atlet muda. “Jika yang muda tidak diberi kesempatan, kapan dia bisa menjadi juara. Meski ada risiko tidak menang jangan dijadikan masalah. Dalam pertandingan kalah menang itu biasa, paling penting adalah kesempatan.
Dalam kesempatan yang sama Candra Wijaya juga mempromosikan turnamen ganda putra internasional di GOR Bulu tangkis Senayan, 29 April-3 Mei mendatang. Rencananya turnamen akan dibuka oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault.
“Bisa dikatakan turnamen ini adalah sesuatu yang baru di Tanah Air. Karena dikhususkan untuk nomor ganda saja. Hal ini saya lakukan untuk menjaring para pemain ganda putra profesional yang bisa dikembangkan menjadi juara dunia,” jelas Candra.
Ketua Pelaksana pertandingan Rosiana Tendean mengatakan beberapa negara yang sudah memastikan diri ikut adalah Jepang, India Malaysia, Chechnya, dan Singapura. “Nanti Taufik Hidayat akan berpasangan dengan Flandy Limpele. Selain itu juga ada pasangan Alvent Yulianto Candra dan Hendra Aprida Gunawan. Kami berharap nantinya kejuaraan ini bisa masuk dalam kalender BWF,” terangnya.
Kejuaraan ini menyediakan hadiah total Rp200 juta dan memperebutkan piala Candra Wijaya yang didesain khusus berlapis emas. Kategori kelompok umur yang dipertandingkan adalah ganda putra U-16, U-19, dan dewasa (terbuka).
“Sementara saya buat untuk ganda putra dulu, tidak menutup kemungkinan jika ada sponsor akan dibuat untuk ganda putri dan ganda campuran. Sekaligus juga ada soft launch Candra Wijaya Training Center,” jelas Candra.
Senin, 06 April 2009
Kontingen Martial Art Dikukuhkan 16 April
Sebanyak 39 atlet yang berasal dari empat cabang olahraga beladiri ini rencananya juga akan menanam 500 buah pohon akasia sebagai bagian dari Program Atlet Peduli Lingkungan.
“Berbagai kendala sudah kami atasi. Antara lain bagi atlet yang masih bersekolah akan dititipkan di sekolah setempat. Kerjasama ini dijalin sebagai langkah persiapan SEA Games (SEAG) Laos 2009 bersama Diknas, dan KONI,” kata Komandan Pelatnas AMA 1 Madju Dharyanto Hutapea di Gedung KONI, Senayan, Jakarta, Senin (6/4).
Dikatakan Madju untuk membantu pemenuhan kebutuhan dasar atlet terutama uang saku, pihaknya mengupayakan subsidi silang dari atlet yang tergabung di Program Atlet Andalan (PAL) sebanyak 10 orang. “Kebijakan subsidi silang ini telah dikoordinasikan dengan pihak Pengurus Besar (PB) masing-masing cabang,” ungkapnya.
Sebelum dikukuhkan, para atlet akan melewati tahap tes kesehatan lebih dahulu. “Mereka belum dicek kesehatannya. Nanti mereka akan dilihat kadar Hemoglobin (sel darah merah)nya. Apakah mereka memiliki penyakit bawaan atau tidak. Meski laporan yang saya dapat baik, tetap saja perlu ada rekam medisnya,” terang Madju.
Madju juga menilai selama berlatih dan menginap di Hotel Atlet Sempaja, logistic dan suasana yang tercipta sangat baik. Hal ini tentu saja amat mendukung perkembangan kondisi fisik dan mental atlet yang akan bertanding.
Beberapa atlet yang sempat mengalami cedera adalah atlet yudo. Rencananya, usai dikukuhkan di Kaltim para atlet akan berangkat ke Bangkok dari Jakarta 22 April mendatang.
Bertindak sebagai Chef de Mission (CDM) Gubernur Kaltim Awang Farouk Ishak, sementara wakilnya adalah Walikota Samarinda Achmad Amins. Berbicara soal target, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PB FORKI ini mengatakan dirinya belum bisa memetakan kekuatan lawan.
“Sebagai event pertama kita belum bisa mapping dulu. Namun saat ini yang berpeluang adalah cabang pencak silat. Saya juga berharap saat AMA 1 nanti, wasit yang memimpin pertandingan tidak merugikan atau berat sebelah. Wasit wajib memiliki lisensi internasional,” jelas Madju.
Untuk antisipasi, Madju mengimbau per cabang mengirim dua wasit. Thailand disebut-sebut sebagai Negara yang terkenal culas, karena itu Indonesia harus siap dengan kondisi buruk sekalipun. “Kita harus bisa bermain di lobi internasional,” ujar Madju.
Andy/Koko Raih Kemenangan Pertama
Koko yang baru saja mengantarkan tim Palembang Bank Sumsel di ajang Proliga 29 Maret lalu kembali memulai debutnya bersama Andy. Langkah ini dilakukan sebagai bagian menghadapi SEA Games Laos, Desember mendatang.
Pada babak final yang berlangsung Senin, (6/4) pukul 15.00 waktu setempat pasangan ini berhasil menumbangkan duet China II Zhong Swibo/Ma Jingrong dua set langsung (21-19, 21-16). Meski bukan utama, pasangan China II tidak bisa dianggap enteng. Sejak set pertama perolehan poin kedua kubu tidak terlampau jauh, bahkan bisa dikatakan seimbang.
“Sejak set pertama terjadi kejar-kejaran poin. Sebelumnya Andy/Koko sempat tertinggal saat skor 16/13. Namun, karena faktor kematangan tim Indonesia 1 berhasil menyusul poin dan berhasil menambah poin hingga kedudukan 21-19. Di set kedua kita sudah mulai bisa membaca kekuatan lawan,” kata Manajer Tim Bambang lewat pesan singkat.
Sebelum sukses menembus final, pasangan peraih emas 1st Asian Beach Games (ABG) ini bertemu dengan rekan satu kompatriotnya Naci Subagja/Yonathan Bambang Monim di babak 16 besar.
Selanjutnya, mereka harus berhadapan dengan tim 2 Kazakstan Alexey Kulinich/Alexandr Dyachenko di babak semifinal. Pasangan Kazakstan ini sempat bertemu dengan Andy/Koko saat berlaga di ABG. Hasilnya, mereka sukses merebut perunggu setelah mengalahkan tim 2 Indonesia Suratno/Dian Putra Santosa di babak perebutan peringkat tiga ABG.
Pasangan Kazakstan memiliki keunggulan dalam hal tinggi badan. Postur tubuh mereka mencapai 1,94 meter. Bandingkan dengan Andy/Koko yang bertinggi badan 1,85 meter.
Bagaimanapun juga pelatih bola pantai Slamet Mulyanto mengatakan berhasil mengatasi rasa takut, meski dengan tinggi badan tidak seimbang merupakan kunci kemenangan anak asuhnya. “Andy/Koko mampu mengontrol permainan di set pertama dengan melancarkan serve yang tajam, sehingga lawan kesulitan untuk mengembalikan bola,” terangnya.
Pada seri pertama ini Indonesia juga mengikutkan pasangan putri Devota S. Raharwin/Ayu Cahyaningsiam (tim Indonesia 1), dan Yokbeth Kapasiang/Fitri Wijayanti. Di kubu putra duet putra yang masih baru diturunkan Naci Subagja/Yonathan Bambang Monim.
Sayangnya tim putri merah putih belum berhasil melaju kebabak final. Devota/Ayu harus kalah di babak 16 besar. Dari tiga pertandingan mereka hanya beroleh satu kemenangan saat melawan Laos, dan kalah atas Jepang, dan China.
Sementara Yokbeth/Fitri meraih dua kemenangan atas Malaysia, dan New Zealand. Dan kalah saat menghadapi Thailand. Menghadapi seri 2 yang akan digelar di Pattalung Thailand (9-11 April) ini Slamet menyatakan dirinya memetok target menembus dua kali final.
“Untuk Andy/Koko tentunya saya berharap mereka bisa menang lagi. Sementara yang lain minimal bisa masuk empat besar. Untuk Naci/Yonathan akan dipersiapkan sebagai generasi penerus Andy/Koko. Mereka berprospek karena memilikki tinggi badan mencapai 1,91 meter. Jadi mereka akan ditugasi melawan tim-tim tangguh,” urai Slamet.
Jumat, 03 April 2009
Pengumuman Skuad Sudirman Ditunda Hingga Senin
Praktis PBSI hanya punya sisa waktu sebanyak tujuh hari untuk menggodok nama-nama atlet. Sehingga para atlet bisa bernafas lega karena sudah ada keputusan. “Kami sudah membahas nama-nama yang masuk. Karena banyaknya usulan, maka Binpres (Pembinaan dan Prestasi) akan menggodok sesuai kebutuhan,” kata Ketua Umum PBSI Djoko Santoso saat ditemui di Cipayung, Jakarta Jumat (3/4).
Dia mengatakan Kasubid Pelatnas Christian Hadinata dan Kabid Binpres Lius Pongoh telah diberi kewenangan untuk menggarapnya. “Kemungkinan Senin atau Selasa (6/4) depan sudah dapat diputuskan,” lanjut Djoko.
Disinggung soal waktu perhelatan yang semakin dekat, Panglima TNI ini tidak mau terlalu dikejar waktu. “Nama atlet yang dimasukan membutuhkan beberapa prosedur seperti cek kesehatan, dan perkembangan latihan. Jadi tidak usah terburu-buru, jika dimumkan Senin masih ada waktu untuk mendaftar,” ujarnya.
Soal jumlah atlet dan target Tim di Piala Sudirman, Djoko menyebut jumlah tim Piala Sudirman dibawah 20 orang. “Kami tetap mematok target juara, karena sektor ganda kita masih berpeluang.”
Selanjutnya Djoko menyebut pemain pelatnas akan lebih diutamakan masuk dalam tim. “Soal berita yang mengabarkan bahwa Vita Mariss menolak panggilan PBSI itu tidak benar. Kami saja belum memanggil dia, jadi bagaimana mungkin dia menolak. Kandidat untuk Manajer Tim kemungkinan adalah Pak Yacob Rusdianto (Sekjen PBSI) atau Pak Yan Haryadi,” cetusnya.
Di sektor tunggal pria, Sony Dwi Kuncoro dan Simon Santoso diprediksi menjadi kekuatan inti tim nasional. Adapun di tunggal wanita, Maria Kristin Yulianti dan Adriyanti Firdasari bakal menjadi tumpuan.
Meski belum ada keputusan, pelatih tiap-tiap sektor telah memberikan gambaran kebutuhan pada nomor yang diarsitekinya. Di sektor ganda campuran, Richard Mainaky mengaku masih membutuhkan kesenioran Flandy Limpele dan Vita Marissa.
"Lawan akan segan jika kita menurunkan pasangan terbaik yang dimiliki, Nova Widianto/Liliyana Natsir dan Flandy/Vita. Tak hanya di nomor itu, saya yakin bahwa kepercayaan diri sektor lain juga meningkat jika ada pemain yang kuat," terang Richard.
Di ganda campuran, saat ini pelatnas hanya memiliki dua pasangan yang cukup matang, Nova/Liliyana dan Devin Lahardi/Lita Nurlita. Selebihnya masih berada di lapisan lebih bawah.Sementara kebutuhan di sektor ganda campuran, yakni tiga pasang.
"Jika pengurus bisa mengusahakan tambahan di nomor ganda campuran itu, saya rasa tak masalah. Tinggal bisa cepat atau tidak. Kalau lambat, juga akan berpengaruh pada persiapan tim," terang dia. Selain itu, pihaknya akan terus mencari pelapis di pemain pria untuk memperkuat tim. "Bisa (Muhammad) Rijal atau Fran Kurniawan," tegas dia.
Pelatih ganda putri Aryono Miranat mengakui sektornya kurang tangguh untuk menghadapi Piala Sudirman. Pasalnya pelatnas hanya memiliki dua pasangan senior di pelatnas, yakni Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari dan Greysia Polii/Nitya Khrishinda.
Meski demikian Shendy/Meiliana dianggap belum terlalu berpengalaman karena masih sedikit mengikuti turnamen Super Series. Sementara Greysia/Nitya baru saja dipasangkan.
"Tidak mungkin saya melibatkan Butet (sapaan karib Liliyana Natsir) untuk memperkuat ganda putri. Dengan kondisi seperti itu, dia akan berkonsentrasi di nomor ganda campuran," terang Aryono
Kamis, 02 April 2009
Genjot Stamina Untuk Piala Sudirman
Hal ini dilihat dari evaluasi hasil pemain pelatnas ketika tampil dalam rangkaian turnamen super series di Eropa bulan Maret kemarin. Gelar di empat turnamen awal tahun 2009 belum berhasil digondol pemain pelatnas Cipayung.
Untuk Piala Sudirman nanti, Pengrus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) mematok target menembus final. Alasannya sejak even tersebut dihelat pertama kali di Jakarta pada 1989, Indonesia baru kebagian satu kali juara. Selebihnya menjadi runner-up saja sebanyak enam kali.
Saat ini PB PBSI belum berani memasang target juara karena China merupakan Negara yang terkuat di perbulutangkisan dunia. Selain Piala Sudirman, Piala Thomas dan Uber ada di genggaman China.
Meski demikian kesempatan menjadi juara masih tetap terbuka. "Jika kami memasang target final, tinggal selangkah lagi menjadi juara," kata Kasubid Pelatnas PB PBSI Christian Hadinata saat dihubungi Kamis, (2/4).
Dikatakan Christian, bagi para pebulu tangkis lapis pertama Cipayung, tidak mengalami kesulitan dalam hal teknik seperti Sony Dwi Kuncoro. Apalagi mereka cukup sering mengikuti turnamen kelas dunia.
"Persoalan fisik yang tidak baik saat mengikuti turnamen Eropa menjadi catatan penting jajaran pelatih. Karena itu kami punya pekerjaan rumah untuk meningkatkan fisik dalam waktu yang tersisa ini," terang Christian.
Dengan kondisi fisik yang prima, para pemain diharapkan dapat tampil konsisten selama delapan hari pertandingan. "Jangan sampai kita hanya menang pada satu putaran, tapi besoknya jelek," tambah Christian.
Latihan fisik yang dimaksud bukan hanya penambahan porsi pada aspek di luar lapangan, tapi juga fisik saat berada dalam lapangan. Chritian mencontohkan saat drilling bola.
Untuk mengoptimalkan latihan tersebut, PBSI mengharapkan pelatih teknik dan fisik bisa bekerja sama dengan lebih baik. Maksimal, satu pekan lagi para pemain harus melakoni latihan fisik yang lebih berat daripada biasanya. Selepas jadwal latihan fisik, para pebulu tangkis Cipayung melakoni serangkaian simulasi. Tapi, waktu dan lokasinya belum ditentukan hingga kemarin.
Pelatih ganda putra pelatnas PB PBSI Sigit Pamungkas telah melaksanakan program itu sejak anak asuhnya pulang dari Swiss Terbuka Super Series yang berakhir 15 Maret lalu. “Untuk Rian Sukmawan/Yonatan Suryatama Dasuki diwajibkan menambah latihan untuk meningkatkan kekuatan tangan. Demikian pula Bona Septano/Mohammad Ahsan. Adapun Markis Kido tetap diwajibkan memulihkan kondisi lutut kirinya yang cedera,” ujarnya.
Di lain pihak tunggal Putra Sony Dwi Kuncoro mengakui porsi latihan yang dijalaninya lebih padat dan berat. “Dengan latihan berat ini saya berharap di Piala Sudirman kondisi bisa lebih fit dan cedera tidak kambuh,” katanya.
Selanjutnya Ketua Umum PB PBSI Djoko Santoso berencana melakukan rapat dengan pengurus lainnya hari ini, Jumat (3/4) usai Salat Jumat untuk membahas para pemain yang akan dimasukan dalam tim Piala Sudirman.
Perkiraan Skuad Inti Piala Sudirman
Tunggal pria
Sony Dwi Kuncoro, Simon Santoso
Tunggal wanita
Maria Kristin Yulianti, Adriyanti Firdasari
Ganda pria
Markis Kido/Hendra Setiawan, Bona Septano/Mohammad Ahsan, Candra Wijaya*, Alvent Yulianto*
Ganda wanita
Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari, Greysia Polii/Nitya Krishinda, Vita Marissa*
Ganda campuran
Nova Widianto/Lilyana Natsir, Devin Lahardi/Lita Nurlita, Muhammad Rijal*, Flandy Limpele*, Vita Marissa*
Catatan: *pemain non-pelatnas
Etape Empat Tour de Singkarak Jadi Tantangan Berat
Etape keempat atau etape terakhir TdS yang berhadiah total USD 60.000 (Rp660 juta) ini akan melewati Singkarak-Danau Kembar “Di Singkarak para pembalap harus ekstra hati-hati, di area ini ada banyak polisi tidur terutama saat melewati area Tanah Datar sepanjang 30 kilometer. Setelah itu mereka harus menyiapkan fisik karena tanjakan yang harus dilalui cukup tinggi hingga mencapai 1.700 meter di atas permukaan laut,” kata Sekretaris Jendral PB ISSI Sofian Ruzian di Gedung Sapta Pesona Depbudpar, Jakarta, Kamis, (2/4).
Tour de Singkarak akan menempuh jarak 459 kilometer terbagi dalam empat etape, yakni Padang-Bukittinggi (92,3 km), Bukittinggi-Sawahlunto (85,1 km), Sawahlunto-Danau Singkarak (90,2 km), Danau Singkarak-Danau Kembar-Danau Singkarak (188 km).Etape terpanjang adalah etape ketiga yang perlu menghabiskan waktu hingga dua hari.
Melihat kondisi tersebut, PB ISSI mengusulkan adanya perombakan di sejumlah lokasi. Selain itu, banyaknya jalan yang bolong cukup disorot oleh PB ISSI.
“Kami berencana akan meninjau kembali lokasi etape 3-6 April bersama technical delegate dari UCI (Union Cycliste Internationale) Jamaludin Mahmood. Jika lokasi belum memadai sebagai alternatif para peserta tidak akan mengelilingi Danau Singkarak atau etape keempat ditiadakan. Tapi tentunya kami tidak berharap demikian,” ujar Sofian yang juga Direktur Perlombaan TdS ini.
Hingga saat ini sudah ada enam tim yang memastikan diri hadir. Namun baru tiga tim yang telah memastikan jadwal keberangkatan mereka kepada PB ISSI. Mereka adalah tim Jazy Sports-Beacon (Filipina), Azad University (Iran), dan Budget Forklifts (Australia).
Sementara itu Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Marlis Rahman yang bertindak sebagai tuan rumah sudah berkoordinasi dengan menyiapkan destinasi bagi daerah yang akan dilalui lewat penerbangan Air Asia. “Jika biasanya penerbangan dilakukan 7 kali seminggu akan ditingkatkan menjadi 10 kali. Penerbangan Garuda juga akan menyiapkan 2.700 tempat duduk,” jelasnya.
“Pemeriksaan lokasi akhir oleh kepolisian akan dilakukan 26 April. Secara fisik kami masih meninggalkan tiga lokasi di Sawahlunto karena masih hujan. Area yang licin masih terus kami lindungi. Mulai 6 April lampu jalan dan rambu-rambu mulai dipasang,” Marlis melanjutkan.
Dirjen Pemasaran Depbudpar Sapta Nirwandar memastikan event TdS ini akan berbeda dari tur pada umumnya. “Event ini akan dimeriahkan oleh 115 musisi lokal dan nasional yang akan menampilkan konser musik Minangkabau dalam pembukaan dan penutupannya. Kebagian mengurus konser ini adalah composer kenamaan yang juga putra daerah Dwiki Darmawan,” terangnya.
Sabtu, 28 Maret 2009
Final Proliga Terbuka Bagi Penonton
Semula pihak panitia belum mengizinkan babak empat besar untuk disaksikan khalayak ramai. Imbasnya Solo yang semula kebagian menjadi tuan rumah final four harus menerima dengan lapang dada bahwa kotanya tidak jadi dikunjungi.
“Persiapan untuk final besok bisa dibilang sudah maksimal, meski sebelumnya sempat mengalami kendala saat di Magetan. Mulai dari perizinan tempat, dan keamanan. Kami telah melibatkan pihak Polda dan Mabes sebanyak 120 orang personel. Selain itu kepolisian yang diturunkan untuk kampanye juga kami libatkan,” kata Direktur Proliga Hanny Surkatty di Jakarta, Sabtu (28/3).
Selain melibatkan keamanan, dia juga mengatakan pihaknya sudah memasang umbul-umbul di sekitar pintu masuk tennis indoor. “Ini kami lakukan agar para penonton tidak kesulitan mencari tempat pertandingan,” ujar Hanny.
Hanny juga menghimbau agar para penonton menghindari pemakaian atribut partai politik (parpol). Mereka hanya diperbolehkan menggunakan atribut klub yang dijagokan saja. “Kami ingin partai final dapat dinikmati umum, meski kapasitas tennis indoor lebih terbatas jika dibandingkan Istora Senayan. Untuk itu, akan disediakan plasma TV di luar tempat pertandingan agar penonton yang tidak kebagian tempat masih bisa menyaksikan tim jagoannya.”
Di lain pihak, Brand Manajer Sampoerna Hijau Suminto Alexander Hermawanto mencatat perhelatan Proliga tahun ini dapat terlaksana karena adanya komitmen dan disiplin yang tinggi antara Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI), Sampoerna dan klub-klub peserta. “Meski sempat ada tekanan, hingga publikasi yang mendadak saat babak final four hingga harus digelar di Magetan dan Sentul kami bersyukur dapat melewatinya dengan baik. Sambutan beberapa daerah juga meningkat,” katanya.
Dia melanjutkan olahraga voli sarat akan nilai kerjasama, karena itu pihaknya percaya babak final dapat berlangsung aman. Beberapa tim yang siap memperebutkan mahkota Proliga 2009 juga tak kalah optimisnya.
“Pada prinsipnya kami akan tetap bermain eksis, meski pada babak awal sempat terseok-seok. Namun, berbekal kemenangan saat di Magetan bisa menjadi modal kami di partai final,” ujar Pelatih tim putri Jakarta Elektrik PLN Victor Laiyan.
Senada dengan Victor, Manajer tim putri Surabaya Bank Jatim Rusdi mengatakan kondisi pemain sudah siap dan dalam keadaan sehat. Sementara juara bertahan putra Jakarta Sananta menyiapkan pemain terbaiknya saat bertemu Surabaya Samator. “Pemain kami Joko Murdianto yang sempat mengalami cedera juga akan diturunkan agar mampu memberi maksimal,” tutur Manajer Tim Sananta Utun Ahadiat.
Tiket babak final Proliga Rp75.000 untuk kelas biasa dan Rp150.000 untuk VIP. Usai babak final, Senin (30/3) 12 atlet terpilih akan menjalani Atlet Camp di Hotel Sultan. Pelatihan ini diberikan agar pemain voli memiliki bekal saat berhadapan dengan wartawan.
Dipublikasikan di harian jurnal nasional, Minggu 29 Maret 2009
suplemen top soccer halaman 7
Rabu, 25 Maret 2009
Sepeda tak Lekang Dimakan Waktu

Masih ingat kisah Siti Nurbaya saat dibonceng oleh tokoh Samsul Bahri? Atau
tokoh sang guru Oemar Bakri, serta film-film masa perjuangan dulu?
Salah satu properti yang cukup menonjol dari tokoh-tokoh di atas adalah sepeda.
Memang sepeda sempat menjadi primadona transportasi yang digunakan masyarakat
kita dulu. Bahkan masyarakat di kota Yogyakarta masih lumrah menggunakan sepeda
terutama para mahasiswanya. Sepeda memang identik dengan kesahajaan dan tak
pernah lekang dimakan waktu.
Bandingkan dengan kondisi kini, suasana jalan ibu kota yang macet dan bising
acapkali mengganggu perjalanan. Masalah polusi juga masih mengintai para
pengemudi di jalan raya. Meski ada busway, jumlah kendaraan bermotor tetap
membludak, sehingga menimbulkan kemacetan.
Hal ini tentu sangat menganggu bagi yang memiliki aktivitas segudang. Apalagi
bagi yang butuh waktu cepat untuk segera sampai ke tempat beraktivitas, baik
itu kantor, kampus, maupun sekolah.
Melihat kondisi yang ruwet ini agaknya kembali bersahabat dengan sepeda bisa
menjadi alternatif sarana transportasi yang murah meriah. Masalahnya, jalan
yang sempit menyulitkan orang untuk dengan nyaman bersepeda karena belum ada
jalur khusus untuk itu. Bahkan saat ini telah mulai bermunculan komunitas
sepeda yang mulai menggiatkan besi roda dua ini sebagai sarana transportasi di
ibukota.
Di luar negeri, pada hari libur sudah sejak lama ada program yang bernama car
free day (hari bebas mobil). Pada hari itu, jalan-jalan dibebaskan dari lalu
lalang kendaraan bermotor dan hanya boleh dilewati oleh pejalan kaki serta
pengguna sepeda.
Contohnya di Bogota, Kolombia, dan Amerika Latin. Bahkan di Beijing orang lebih
banyak menggunakan sepeda dibanding mobil atau sepeda motor untuk transportasi
di dalam kota.
Selain alat transportasi, bersepeda juga menjadi sebuah kegiatan rekreasi atau
olahraga. Banyak penggemar bersepeda yang melakukan kegiatan tersebut di
berbagai macam medan, misalnya bukit-bukit, medan yang terjal maupun hanya
sekedar berlomba kecepatan saja.
Salah satu komunitas yang mulai menggerakkan dunia sepeda adalah Bike to Work
(B2W) Indonesia atau komunitas pekerja bersepeda. Komunitas ini dideklarasikan
sejak 25 Agustus 2005. Namun, kampanyenya sendiri telah dimulai sejak 6 Agustus
2004.
Bermula dari komunitas yang senang bersepeda, komunitas ini mulai beralih
menggunakan sepeda untuk berangkat ke kantor. "Dengan bersepeda kita bisa
mengurangi polusi udara selain ada unsur sportnya," ujar Wahyu Diartito dari
bidang wilayah dan keanggotaan B2W kepada Jurnal Nasional.
"Dengan usaha yang kita lakukan, car free day mulai digagas oleh Pemda DKI
untuk mengurangi polusi di Jakarta," tuturnya lagi. Saat ditanya awal
ketertarikannya bersepeda, Wahyu mengungkapkan dirinya malas terkena macet
selain ingin mencoba nuansa baru. "Komunitas ini menyenangkan, dapat membawa
sesuatu yang positif. Apalagi jika kesal menghadapi kendaraan bermotor."
Tak heran siapa yang bergabung di komunitas B2W akan disuguhkan tag line
"Selamat Datang di Komunitas yang Menyenangkan." Tak hanya laki-laki, para
wanita juga ada yang mulai menggunakan sepeda untuk berangkat ke kantor. Hanya
saja intensitasnya belum penuh, yakni satu sampai dua minggu sekali.
Selain pekerja kantoran, ada juga pejabat yang tertarik dengan komunitas ini,
yakni Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Kusmayanto Kadiman.
Bahkan, presiden Soesilo Bambang Yudhoyono sudah mulai tergerak dengan memberi
kesempatan lebih besar bagi pengguna sepeda untuk menuju tempat kerja.
Salah satu bentuk perhatian SBY adalah dengan mengikutkan komunitas ini dalam
rangkaian kegiatan Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim
(Conference of Parties of the United Nations Framework Convention on Climate
Change/UNFCCC) Desember lalu.
Saat itu B2W diminta melakukan kampanye anti pemanasan global yang mengambil
rute Jakarta-Bali dengan sepeda. Tim yang ikut berjumlah 15 orang dan melewati
35 kota.
Pada dasarnya bagi yang ingin bersepeda mudah saja. Sepeda dengan jenis
apapapun bisa digunakan asal tetap memperhatikan standar keselamatan. "Kami
biasanya menghimbau anggota kami untuk menggunakan helm, sarung, sarung tangan,
sepatu, masker penyaring udara dan penggunaan lampu pada sepeda sebagai tanda
di kondisi gelap. Dengan peralatan yang lengkap saat bersepeda dijamin aman,"
tandas Wahyu lagi.
Wahyu sendiri masih menggunakan sepeda 3 kali dalam seminggu. "Terkadang saya
suka bingung melihat pola transportasi di Indonesia, ruwet. Mudah-mudahan saja
di Jakarta segera ada jalur khusus bagi pengguna sepeda, sehingga orang tidak
perlu khawatir lagi jika ingin bersepeda di jalanan ibukota."
Selain sebagai sarana mengurangi polusi dan kampanye, sepeda juga dapat menjadi
sarana prestasi. Salah satu pembalap nasional sepeda asal DI Yogyakarta yang
akan berlaga di Olimpiade Agustus mendatang, Sama' i menilai meski terlihat
sepele, untuk menjadi pembalap sepeda tidak gampang.
"Awalnya saya beralih dari sepakbola ke sepeda supaya lebih mudah. Tapi saat
saya menekuni sepeda ternyata tidak gampang, butuh ketekunan dan stamina yang
prima, karena taruhannya adalah catatan waktu saat berlaga di track sepeda,"
katanya usai berlatih di stadion balap sepeda-Rawamangun.
Melihat perkembangan dunia sepeda saat ini Sama' i menilai sudah mulai ada
bibit baru terutama pada sepeda BMX. "Kompetisi sepeda sudah mulai marak.
Dengan kompetisi bisa memunculkan bibit baru, beda dengan zaman saya dulu yang
miskin kompetisi."
Melihat perkembangan dan manfaat sepeda saat ini, maka tak perlu ragu jika anda
ingin wira-wiri keliling kota dengan sepeda. Tentu saja akan sangat nyaman jika
ada jalur khususnya.
Delia Mustikasari
Selasa, 24 Maret 2009
Final Proliga Belum Tentu di Istora
Babak final gelaran Sampoerna Hijau Proliga 2009 Minggu (29/3) akan tetap di Jakarta. Akan tetapi, belum tentu Istora Senayan menjadi saksi puncak kemenangan tim-tim Proliga kali ini. Alasannya pihak penyelenggara masih perlu menyesuaikan dengan jadwal kampanye.
Namun, sebelum menuju babak puncak, tim yang berlaga sebagian masih akan mempertaruhkan nasib mereka di lanjutan babak empat besar di Padepokan Bola Voli Sentul, Jumat (27/3). Pertandingan tersebut merupakan lanjutan dari babak empat besar yang sempat digelar secara tertutup di GOR Ki Mageti, Magetan pada Sabtu-Minggu, 21-22 Maret lalu.
“Berdasarkan kesepakatan bersama babak empat besar akan dilanjutkan di Sentul. Hal ini karena adanya kampanye terbuka pada Senin (23/3), sehingga pertandingan tidak dilanjutkan pada tanggal tersebut,” kata Direktur Proliga Hanny Surkatty saat dihubungi Selasa, (24/3).
Namun, Hanny belum bisa menjelaskan jadwal pertandingan. “Keputusan jadwal pertandingan belum dapat saya ungkapkan. Menunggu hasil tekhnikal meeting pada Kamis, (26/3) siang,” tuturnya.
Menyikapi pertandingan di Magetan, dia mengatakan keputusan pertandingan tertutup ini di luar kehendaknya. Bahkan dia tidak mengetahui kabar adanya pencekalan terhadap wartawan media cetak Jawa Timur yang hendak meliput.
“Ini di luar kehendak kita. Keputusan pertandingan tetap digelar juga baru diketahui siang harinya, sehingga tidak semua pihak tahu. Termasuk pihak keamanan yang melarang wartawan untuk meliput. Begitu pula dengan tim yang akan bertanding juga baru tahu siang hari dan sorenya langsung bertanding,” ungkap Hanny.
Untuk pertandingan di Sentul nanti, pria yang juga Ketua Bidang Turnamen dan Pertandingan Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) mengatakan tiket untuk penonton terbatas. “Kapasitas tempat duduk hanya 500 buah. Nantinya akan diisi oleh supporter masing-masing klub yang berlaga. Sementara bagi wartawan peliput akan kami upayakan kendaraan ke Sentul,” terangnya.
Kepastian tempat pertandingan final Proliga menurut Hanny baru akan ketahuan sehari sebelumnya, yakni Sabtu, (28/3) lewat konferensi pers.
Disinggung soal pengaruh yang dirasakan tim peserta dan sponsor soal perubahan tempat pertandingan, Hanny memastikan peserta tidak terpengaruh. “Buktinya kita belum tahu siapa tim putra yang akan melaju ke babak final. Masing-masing tim saling mengalahkan, jadi baru bisa kita lihat Jumat.”
Sementara itu, tim putri yang memastikan diri melaju ke babak final adalah Jakarta Elektrik PLN. Di kubu putra persaingan sengit akan terjadi. Pada babak penentuan nanti Palembang Bank Sumsel akan melawan Jakarta Sananta, dan Bantul Yuso Gunadarma berhadapan dengan Surabaya Samator. Sedang untuk putri, Surabaya Bank Jatim akan melawan BNI. Laga ini juga merupakan partai penentuan tim yang maju ke perebutan mahkota proliga 2009.
Jumat, 20 Maret 2009
Manajemen Nyeleneh Ala Mr. Joger

Kalau Memang Benar-benar Ingin Tetap Sehat dan Bahagia, Tampaknya Kita Hanya Punya 2 Pilihan Saja, Yaitu Pilih Jamul Atau Galut. Karena Jamul Maupun Galut sebenarnya Sama-Sama Merupakan Singkatan Dari Jaga Mulut .
Kalimat di atas terkesan nyeleneh dan tidak penting, karena tidak ada makna di baliknya. Namun, justru kalimat nyeleneh itu yang dicari orang. Pasalnya ini telah menjadi ciri khas dari produk kaos asal Bali.
Produk ini lebih dikenal dengan nama Joger. Siapa yang tidak mengenal kaos Joger, setiap melancong Bali, Joger telah menjadi icon produk yang (wajib) dibeli sebagai buah tangan.
Bisa dikatakan belum lengkap rasanya bila ke Bali tidak membawa pulang kaos joger. Joger memang berbeda, lihat saja pada billboard yang ada di depan toko tertulis ‘Joger pabrik kata-kata buka 24 jam/3 hari (alias 8 jam sehari). Kecuali hari-hari raksasa jam 10.00-18.00 WIJO (Waktu Indonesia Bagian Joger)’.
Tak hanya itu, ritual membuka tokonya juga unik. Tepat pukul 09.00 WITA dari pintu belakang toko munculah para pegawai toko. Mereka mengenakan pakaian hitam-hitam, dan pinggangnya diikat dengan selendang warna-warni.
Dengan dipimpin oleh satu orang mereka bernyanyi jargon joger dan menari. Baru kemudian mereka membuka toko. Saat memasuki toko, pengunjung ditempeli stiker bertuliskan VIP Joger untuk ditempelkan di baju. Stiker itu harus dikenakan saat sedang berbelanja.
Produk yang dijual di outlet Kuta ini beragam. Mulai dari produk utama (T-Shirt), sandal , sweater, dompet semua ada dan ditata dengan apik.
Untuk berpindah dari satu booth ke booth lain kita seakan memasuki sebuah kota kecil.
Melihat kebesaran nama Joger, siapa sangka awalnya hanya sebuah art and batik shop. Pemilik usaha tersebut adalah Joseph Theodorus Wuliandi. Ceritanya Pria kelahiran Denpasar, Bali 9 September 1951 ini studi di fakultas ekonomi Universitas Widya Mandala, Surabaya, namun tidak rampung. Selanjutnya dia melanjutkan studi ke Jerman mengambil jurusan Perhotelan.
Kembali ke Indonesia tahun 1976 dia bekerja sebagai guide. Baru pada 1980 dia membangun studio desain, dengan modal awal Rp500.000. Keputusan memberi merek Joger pada tahun 1981 karena teringat nama salah satu sahabatnya, Gerhard yang pernah memberi hadiah seniali USD 20.000 saat menikah dengan Rr. Koedarijati. Karena itu, studionya diberi nama dengan Toko seni dan Batik Joger yang merupakan gabungan nama dirinnya dan sang sahabat (Joseph dan Gerard).
Dalam perkembangannya nama Joger mulai dikenal lewat iklan di media lokal. Iklan yang dibuat juga dibuat nyeleneh, seperti mengomentari politik. Ekonomi, sosial, budaya atau kemanusiaan. Masyarakat memang tertarik dengan humor dan kata-kata lucu yang dilontarkan,namun tidak membuat toko adik dari bos Jamu Jago Jaya Suprana ini langsung dikunjungi orang.
Tahun 1990, Joseph memutuskan memproduksi T-Shirt yang diistilahkannya sebagai ‘pabrik kata-kata’. “Sebenarnya lebih tepat jika disebut pabrik kalimat, karena yang terpampang di T-Shirt adalah sebuah kalimat. Namun, agar lebih menjual dipilihlah istilah pabrik kata-kata ini,” ujar pria ramah ini saat ditemui di outlet Joger, Kuta beberapa waktu lalu.
Diakui Joseph dirinya kerapkali turun langsung melihat toko. Tujuannya tak lain agar dirinya bisa lebih “membumi’. “Senang rasanya bisa melihat respon langsung para pembeli. Dari obrolan dengan pengunjung saya jadi mendapat masukan dari mereka yang bisa diolah menjadi ide baru.”
Filosofi yang digunakan adalah Garing (tiga piring)-porsi makan kebanyakan manusia. Dia juga menerapkan sistem PMDN (penanaman modal dunia) dan PMA (penanaman modal akhirat). Bagi Joseph tidak ada istilah karyawan atau bawahan. “Bagi saya karyawan adalah keluarga. Mereka tidak mendapat gaji tapi uang saku. Mereka saya minta membuat laporan keuangan pribadi agar bisa diketahui apa uang saku yang didapat cukup atau tidak,” lanjut Joseph.
Bahkan dia juga menerima karyawan yang tuna netra, tidak seperti perusahaan lain. Perbedaan lain, Joger menerapkan pembatasan pembelian maksimal 10 buah. Tidak seperti toko lain yang justru senang barang dagangannya diborong habis.
Sebagai bagian dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)Joger menggelar kerja bakti membersihkan seluruh Bali, menggelar seminar manajemen ke beberapa kota yang diistilahkan Joseph sebagai Agenda Penyesatan ini Saat melongok karyawan di ruang kerja, terpampang ‘Agenda Penyesatan ke Jalan yang Benar” selama setahun.
Ruang kerja Joseph juga tertata dengan apik, disekeliling tampak tanaman tertata rapi. Ada pula patung-patung, lukisan, ukiran kayu, dan banyak lagi. Saya pun diajak melongok ruang pribadinya yang berisikan tumpukan buku, VCD, DVD produk Joger. “Inilah ruang tenpat saya menciptakan ide,” ujarnya sembari memperlihatkan ribuan desain kaos di layar komputernya besar.
Selain kreatif, Joseph juga rajin mengumpulkan hasil karya yang dibuatnya dengan menampilkan tahun pembuatan. “semua desain saya abadikan dalam sebuah poster berlatar foto saya. Poster ini pernah masuk dalam rekor MURI.”
Rencananya dirinya akan membuat poster yang lebih besar lagi untuk memuat kembali desai n kaos terbaru Joger. Ketika ditanya suka duka mengelola usaha Joger sontak pria kreatif ini menjawab. “Apa itu duka? Saya tidak mengenal kata duka. Bagi saya hidup itu suka. Seperti anda suka membaca, saya juga suka Joger ha ha ha,” ujarnya berseloroh sehingga membuat saya nyaris tidak bisa berkata-kata.
Lima Minggu Untuk Persiapan Sudirman

Para atlet yang akan berlaga di Kejuaraan beregu Piala Sudirman 2009 pada 10-17 Mei mendatang hanya butuh waktu lima minggu untuk persiapan. Karena itu, Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) tidak mengikutkan seluruh pemainnya di Kejuaraan Asia dan India Terbuka.
“Keputusan mengistirahatkan pemain bukan semata-mata karena hasil di All England dan Swiss Super Series. Tetapi lebih mengutamakan kepentingan piala Sudirman. Waktunya sangat mepet,” kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Lius Pongoh.
Di Sudirman nanti, setiap Negara peserta dibebaskan mengirim timnya. “Tidak ada batasan jumlah pemain yang didaftarkan, tetapi tetap saja yang bermain hanya 11 orang saja dalam tim,” ungkap Lius.
Menghadapi Sudirman, ganda campuran berencana menyiapkan dua pasang pemainnya. “Nova Widianto/Liliyana Natsir dan Devin Lahardi Fitriawan/Lita Nurlita fokus untuk itu. Penampilan Nova/Lily di dua turnamen Eropa, karena kondisi mereka yang kurang fit. Nova pinggangnya sempat ketarik, sementara Butet (sapaan akrab Liliyana) mengalami radang tenggorokan,” ujar Pelatih Ganda Campuran PBSI Richard Mainaky.
Karenanya Richard berharap pihak pengurus segera memasukan tambahan pemain. “Saat ini saya sedang mencari satu pemain lagi untuk pasangan Frans Kurniawan, sekaligus sebagai teman sparring. Untuk itu saya berharap PBSI segera bertindak cepat, waktu lima minggu sangat singkat untuk mencari pemain. Belum lagi negosiasinya butuh waktu lama.”
Meski belum ada kepastian, Richard memilih fokus melatih saja. “Yang penting saya tetap terus bekerja membentuk mereka. Meski di atas kertas lawan jauh unggul dengan kekompakan mampu mengatasinya. Karena itu fisik dan mental benar-benar menjadi perhatian saya,” tutur Richard.
Di nomor ganda putra, pelatih ganda putra PBSI Sigit Pamugnkas merancang latihan khusus untuk Markis Kido dan kawan-kawan. “Khusus Rian (Rian Sukmawan) perlu dilatih kekuatan tangannya. Pengaruh pergantian merk shuttle cock dari Yonex ke Wilson cukup mempengaruhi penampilannya. Saat bermain di Swiss dia tidak kuat menahan serangan lawan, karena karakteristik merk Wilson butuh tangan yang kuat. Sementara Bona tinggal treatment penguatan,” terangnya.
Sementara itu, seperti dikutip situs Badminton World Federation (BWF). Peringkat ganda putri Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari melesat ke sembilan dunia. Selanjutnya pasangan Vita Marissa/Liliyana Natsir masih ada di urutan keenam. Diikuti pasangan Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii ada di urutan 25.
Begitu pula di ganda putra, Muhammad Ahsan/Bona Septano masuk peringkat sembilan, ganda putra lainnya Rian Sukmawan/Yonathan Suryatama Dasuki ada di peringkat 11.
Rabu, 18 Maret 2009
PON Riau Tetap 43 Cabang
Semula 43 cabang yang ada di PON XVII Kalimantan Timur dianggap terlalu banyak dan mubazir. Karena itu sempat bergulir wacana soal cabang yang dipertandingkan jumlahnya diperkecil dan diutamakan hanya untuk cabang olimpiade saja.
“Kami memutuskan jumlah cabang tidak dikurangi, karena kami tetap ingin tidak ada PB yang tidak kebagian berpartsipasi dalam event ini. Setelah itu kami mengusulkan adanya batasan umur bagi atlet yang menjadi peserta PON. Hal ini nantinya akan ditentukan oleh PB masing-masing,” kata Ketua Komisi 1 (Binpres dan Litbang) Soekarno Masaid dalam Rapat Anggota KONI di Jakarta, Rabu (18/3).
Untuk kuota per cabang akan dibahas dalam kelompok kerja (pokja) yang terdiri atas tiga Pengurus Besar (PB) cabang olahraga dan empat KONI Daerah (KONIDA). Tiga PB tersebut antara lain PB PERBASI (Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia), Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI), dan Persatuan Panahan Seluruh Indonesia (Perpani).
Selanjutnya KONIDA yang terlibat adalah KONI Nagrou Aceh Darussalam (NAD), Jawa Timur (Jatim), DKI Jakarta, dan Bali. “Kami merekomendasikan agar pokja mampu menyelesaikan pembahasan kuota cabang PON dan pembahasan pembuatan nota kesepahaman (MOU) selama dua bulan,” lanjut Soekarno yang juga pengurus KONI Jatim ini.
MOU sendiri dibuat guna mempersipakan para atlet di ajang Youth Olympic pada 2010 di Singapura. Karena itu, baik KONI dan KONI Propinsi dianggap perlu berkoordinasi sekaligus memetakan pemusatan latihan di daerah sekaligus menentukan dua cabang unggulan di setiap daerah.
Rapat komisi 1 yang membahas persiapan penyelenggaraan dan penyempurnaan peraturan PON ini berlangsung cukup alot. Masing-masing PB menginginkan cabangnya tetap masuk dalam PON meski tidak dipertandingkan saat Olimpiade.
“Cabang kami memang tidak ada di Olimpiade. Namun, KONI juga perlu memikirkan bagaimana cabang yang telah memiliki cabang di 33 provinsi. Bagaimana kelanjutannya jika pembinaan terhenti hanya karena tidak ada kesempatan untuk ikut di PON,” keluh Sekjen Persaudaraan Beladiri Kempo Indonesia (Perkemi) Ruddy Budi Manoppo.
Menanggapi hasil keputusan ini, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Rita Subowo menilai usulan perubahang cabang di PON berkaca dari PON Kaltim. “PON Kaltim dapat terlaksana dengan baik, meski ada kekurangannya. Kekurangan ini akan kami kaji kembali terutama soal pengurangan jumlah atlet. Kuota yang terlalu banyak dapat mempengaruhi berjalannya event,” terang Rita.
Delia Mustikasari
Dipublikasikan di Jurnal Nasional halaman 31 suplemen top soccer
Selasa, 17 Maret 2009
Persiapan Riau Mencapai 70 Persen

KESIAPAN infrastruktur di Riau untuk penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 telah mencapai 70 persen. Hal ini berlaku bagi venue baru maupun yang lama sehingga hanya perlu melalui tahap rehabilitasi.
"Kami pastikan venue yang berada di sekitar Pekanbaru tahapnya sudah rampung 70 persen. Pembangunannya sendiri sudah dibagi dalam beberapa tahap sejak 2008. Sebagai contoh dana yang dianggarkan untuk stadion utama sudah dianggarkan sejak 2008 dan pembangunannya sedang dilakukan tahun ini," kata Gubernur Riau Rusli Zainal di sela-sela Rapat Anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat di Jakarta, Selasa (17/3).
Diperkirakan pembangunan stadion utama yang berkapasitas 43 ribu tempat duduk tersebut ini akan selesai akhir tahun 2011. Keputusan Riau sebagai tuan rumah PON sendiri telah ditetapkan sejak 12 Agustus 2006.
Lebih lanjut Rusli mengatakan beberapa venue dibangun di kawasan kampus. Ada empat lokasi yang dipilih untuk pembangunan venue, yakni Universitas Riau, Universitas Islam Riau, Universitas Negeri Islam, dan Universitas Lancang Kuning.
"Saat ini venue yang sudah selesai adalah kolam renang, hall basket, sport center, gelanggang olahraga, dan lapangan golf."
Sebanyak 30 cabang akan dipertandingkan di PON 2012. "Diutamakan cabang olimpiade yang akan dimasukkan. Namun, sebagai tuan rumah kami mengusulkan cabang aerosport dan tarung drajat untuk dimasukan dalam nomor pertandingan," kata Rusli.
Persiapan lain yang dilakukan panitia adalah pembenahan Bandara Syarif Kassim. Tak hanya itu lima hotel berbintang lima juga siap dibangun, namun baru lima yang rampung, yakni Hotel Novotel, Aryaduta, dan Grand Laversa.
Untuk pasokan listrik selama kegiatan PON, pihaknya berencana menambah daya hingga mencapai 2x100 megawatt ke PLN. Sedangkan untuk perkampungan atlet, akan dibangun tiga unit rusunawa (rumah susun sewa) untuk menampung 1.200 atlet.
Meski banyak yang harus dibangun, Rusli menjamin dana yang dibutuhkan tidak sebesar PON 2008 di Kalimantan Timur. "Dana yang dibutuhkan mencapai Rp2,5 triliun. Bandingkan dengan PON Kaltim yang biaya penyelenggaraannya sebesar Rp4,5 triliun," katanya.
Dana tersebut bersumber dari share antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah daerah, dan pemerintah kota. Namun, Rusli enggan merinci berapa persen komposisi dari masing-masing pihak. "Selain itu, kami juga tengah menjajaki tambahan dana dari pihak ketiga," katanya.
Disinggung soal kesiapan atlet Riau, Rusli mengungkapkan pembinaan secara teknis dan khusus telah dilakukan lewat program Riau Bangkit. Selain itu lewat ajang Pekan Olahraga Daerah (PORDA) dan PPLP membuat Riau tidak perlu mengiming-imingi atlet luar daerah untuk dijaring Riau.
Selain itu para atlet yang berprestasi pada PON sebelumnya mendapat dana kesejahteraan Rp2,5 juta per bulan (peraih emas), Rp2 juta (peraih perak), dan Rp1 juta (perunggu). Hal ini berlaku juga bagi pelatih.
Prestasi atlet Riau sendiri selama tiga kali penyelenggaraan PON telah mengalami peningkatan, yakni dari peringkat 18 (PON Jawa Timur), peringkat 11 (PON Sumatera Selatan), dan peringkat 10 (PON Kaltim).
Ke depannya Rusli berharap venue yang telah digunakan PON akan dapat terus digunakan. "Saya telah memikirkan agar venue dapat dimanfaatkan 25-30 tahun ke depan," katanya.
Dipublikasikan di Jurnal Nasional halaman 7 suplemen top soccer
Jumat, 02 Januari 2009
Formula Baru di Pelatnas
Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Cipayung mulai berbenah dengan formula baru di masa kepemimpinan Djoko Santoso. Hal ini berlaku mulai dari atlet, dan pelatih yang dipanggil hingga jadwal latihan yang diberlakukan.
Kali ini setiap pelatih kebagian menangani satu lini. Sehingga total hanya ada satu pelatih di setiap sektor, yakni di nomor tunggal putra, tunggal putri, ganda puta, ganda putri, dan ganda campuran.
Menanggapi pemanggilan ini pebulu tangkis Taufik Hidayat menyayangkan tidak dimasukannya nama Mulyo Handoyo dalam jajaran pelatih Pelatnas.
“Saya belum memutuskan akan bergabung atau tidak. Pelatih yang biasa menangani saya Mulyo Handoyo tidak dimasukan dalam daftar Pelatih yang dipanggil. Jika bukan beliau rasanya saya tidak bisa berlatih. Karena saya sudah cocok dengan beliau,” katanya di Cipayung, Jumat (2/1).
Taufik yang mulai ditangani Mulyo sejak 1996 beralasan jika ditangani oleh pelatih yang dipanggil Pelatnas dia merasa tidak cocok. “Mulyo telah mengantarkan saya meraih prestasi internasional termasuk Olimpiade Athena 2004. Sementara pelatih tunggal putra yang sekarang belum memiliki prestasi,” ujar atlet asal SGS Elektrik Bandung ini.
Taufik menilai pemanggilan dilakukan sepihak tanpa adanya pembicaraan terlebih dahulu.”Tadi saya bertemu dengan Lius untuk meminta keterangan. Menurut dia Mulyo Handoyo dianggap PBSI tidak kooperatif sehingga tidak dipanggil kembali. Ini ada pengaruhnya saat saya tidak melakukan tes fisik sebanyak tiga kali dari empat kali tes selama masa kepengurusan PBSI. Mulyo juga sudah mengetahui soal namanya yang tidak dipanggil,” ungkapnya.
Lebih jauh dia menilai kepengurusan PBSI yang baru belum begitu memahami permasalahan yang terjadi di Pelatnas. “Agaknya prestasi tidak diutamakan yang penting mengikuti aturan saja,” katanya.
Meski demikian, Taufik mengatakan akan memikirkan lebih lanjut soal masa depannya di bulu tangkis. “Saat ini SK belum saya ambil, karena saya butuh waktu untuk memikirkan hal ini,” terangnya
Di lain pihak Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh
“Sengaja kami tempatkan masing-masing satu orang di satu sektor untuk menghindari dualisme kepemimpinan. Jika ada dua orang, nanti akan ada dua pikiran dan tidak fokus karena akan saling mencocokan program latihan,” jelas Lius.
Mengomentari protes Taufik, Lius mengatakan Mulyo Handoyo dianggap tidak bisa bekerjasama. “Kerjasama yang dimaksud, yakni saat Taufik mangkir dari tes yang dilakukan Pelatanas. Dia tidak mampu mengontrol Taufik. Dulu Taufik bersama Mulyo masih bisa dikendalikan. Meski saya tahu alasannya adalah cedera. Tapi seharusnya tidak terus menerus terjadi,” ungkapnya.
Pada Pelatnas kali ini Lius mulai merombak sistem pelatihan. “Latihan di Pelatnas dimulai lebih pagi 07.30WIB semula dimulai pukul 08.00 WIB. Sementara latihan sore dimulai pukul 15.30 WIB. Saya juga mulai menetapkan aturan agar atlet saat istirahat makan tidak di luar. Sehingga benar-benar diterapkan kedisiplinan. Pasalnya saya ingin dengan disiplin hidup mereka akan teratur dan berimbas kepada prestasi.”
Di awal tahun baru dan kepengurusan baru para atlet yang akan berlaga di Malaysia Open rencananya akan dilepas oleh Djoko Santoso. Jumlah atlet yang berangkat mencapai 19 orang.Delia Mustikasari