Sabtu, 28 Maret 2009

Final Proliga Terbuka Bagi Penonton

Pihak penyelenggara kompetisi Sampoerna Hijau Proliga 2009 tidak perlu gentar menghelat partai final Minggu, (29/3) di Tennis Indoor Senayan, Jakarta. Mereka sudah membuka pintu lebar-lebar bagi penonton yang hendak menjadi saksi kemenangan tim kesayangannya.

Semula pihak panitia belum mengizinkan babak empat besar untuk disaksikan khalayak ramai. Imbasnya Solo yang semula kebagian menjadi tuan rumah final four harus menerima dengan lapang dada bahwa kotanya tidak jadi dikunjungi.

“Persiapan untuk final besok bisa dibilang sudah maksimal, meski sebelumnya sempat mengalami kendala saat di Magetan. Mulai dari perizinan tempat, dan keamanan. Kami telah melibatkan pihak Polda dan Mabes sebanyak 120 orang personel. Selain itu kepolisian yang diturunkan untuk kampanye juga kami libatkan,” kata Direktur Proliga Hanny Surkatty di Jakarta, Sabtu (28/3).

Selain melibatkan keamanan, dia juga mengatakan pihaknya sudah memasang umbul-umbul di sekitar pintu masuk tennis indoor. “Ini kami lakukan agar para penonton tidak kesulitan mencari tempat pertandingan,” ujar Hanny.

Hanny juga menghimbau agar para penonton menghindari pemakaian atribut partai politik (parpol). Mereka hanya diperbolehkan menggunakan atribut klub yang dijagokan saja. “Kami ingin partai final dapat dinikmati umum, meski kapasitas tennis indoor lebih terbatas jika dibandingkan Istora Senayan. Untuk itu, akan disediakan plasma TV di luar tempat pertandingan agar penonton yang tidak kebagian tempat masih bisa menyaksikan tim jagoannya.”

Di lain pihak, Brand Manajer Sampoerna Hijau Suminto Alexander Hermawanto mencatat perhelatan Proliga tahun ini dapat terlaksana karena adanya komitmen dan disiplin yang tinggi antara Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI), Sampoerna dan klub-klub peserta. “Meski sempat ada tekanan, hingga publikasi yang mendadak saat babak final four hingga harus digelar di Magetan dan Sentul kami bersyukur dapat melewatinya dengan baik. Sambutan beberapa daerah juga meningkat,” katanya.

Dia melanjutkan olahraga voli sarat akan nilai kerjasama, karena itu pihaknya percaya babak final dapat berlangsung aman. Beberapa tim yang siap memperebutkan mahkota Proliga 2009 juga tak kalah optimisnya.

“Pada prinsipnya kami akan tetap bermain eksis, meski pada babak awal sempat terseok-seok. Namun, berbekal kemenangan saat di Magetan bisa menjadi modal kami di partai final,” ujar Pelatih tim putri Jakarta Elektrik PLN Victor Laiyan.

Senada dengan Victor, Manajer tim putri Surabaya Bank Jatim Rusdi mengatakan kondisi pemain sudah siap dan dalam keadaan sehat. Sementara juara bertahan putra Jakarta Sananta menyiapkan pemain terbaiknya saat bertemu Surabaya Samator. “Pemain kami Joko Murdianto yang sempat mengalami cedera juga akan diturunkan agar mampu memberi maksimal,” tutur Manajer Tim Sananta Utun Ahadiat.

Tiket babak final Proliga Rp75.000 untuk kelas biasa dan Rp150.000 untuk VIP. Usai babak final, Senin (30/3) 12 atlet terpilih akan menjalani Atlet Camp di Hotel Sultan. Pelatihan ini diberikan agar pemain voli memiliki bekal saat berhadapan dengan wartawan.

Dipublikasikan di harian jurnal nasional, Minggu 29 Maret 2009
suplemen top soccer halaman 7

Rabu, 25 Maret 2009

Sepeda tak Lekang Dimakan Waktu

Top Soccer Jakarta | Minggu, 23 Mar 2008



Masih ingat kisah Siti Nurbaya saat dibonceng oleh tokoh Samsul Bahri? Atau
tokoh sang guru Oemar Bakri, serta film-film masa perjuangan dulu?

Salah satu properti yang cukup menonjol dari tokoh-tokoh di atas adalah sepeda.
Memang sepeda sempat menjadi primadona transportasi yang digunakan masyarakat
kita dulu. Bahkan masyarakat di kota Yogyakarta masih lumrah menggunakan sepeda
terutama para mahasiswanya. Sepeda memang identik dengan kesahajaan dan tak
pernah lekang dimakan waktu.

Bandingkan dengan kondisi kini, suasana jalan ibu kota yang macet dan bising
acapkali mengganggu perjalanan. Masalah polusi juga masih mengintai para
pengemudi di jalan raya. Meski ada busway, jumlah kendaraan bermotor tetap
membludak, sehingga menimbulkan kemacetan.

Hal ini tentu sangat menganggu bagi yang memiliki aktivitas segudang. Apalagi
bagi yang butuh waktu cepat untuk segera sampai ke tempat beraktivitas, baik
itu kantor, kampus, maupun sekolah.

Melihat kondisi yang ruwet ini agaknya kembali bersahabat dengan sepeda bisa
menjadi alternatif sarana transportasi yang murah meriah. Masalahnya, jalan
yang sempit menyulitkan orang untuk dengan nyaman bersepeda karena belum ada
jalur khusus untuk itu. Bahkan saat ini telah mulai bermunculan komunitas
sepeda yang mulai menggiatkan besi roda dua ini sebagai sarana transportasi di
ibukota.

Di luar negeri, pada hari libur sudah sejak lama ada program yang bernama car
free day (hari bebas mobil). Pada hari itu, jalan-jalan dibebaskan dari lalu
lalang kendaraan bermotor dan hanya boleh dilewati oleh pejalan kaki serta
pengguna sepeda.

Contohnya di Bogota, Kolombia, dan Amerika Latin. Bahkan di Beijing orang lebih
banyak menggunakan sepeda dibanding mobil atau sepeda motor untuk transportasi
di dalam kota.

Selain alat transportasi, bersepeda juga menjadi sebuah kegiatan rekreasi atau
olahraga. Banyak penggemar bersepeda yang melakukan kegiatan tersebut di
berbagai macam medan, misalnya bukit-bukit, medan yang terjal maupun hanya
sekedar berlomba kecepatan saja.

Salah satu komunitas yang mulai menggerakkan dunia sepeda adalah Bike to Work
(B2W) Indonesia atau komunitas pekerja bersepeda. Komunitas ini dideklarasikan
sejak 25 Agustus 2005. Namun, kampanyenya sendiri telah dimulai sejak 6 Agustus
2004.

Bermula dari komunitas yang senang bersepeda, komunitas ini mulai beralih
menggunakan sepeda untuk berangkat ke kantor. "Dengan bersepeda kita bisa
mengurangi polusi udara selain ada unsur sportnya," ujar Wahyu Diartito dari
bidang wilayah dan keanggotaan B2W kepada Jurnal Nasional.

"Dengan usaha yang kita lakukan, car free day mulai digagas oleh Pemda DKI
untuk mengurangi polusi di Jakarta," tuturnya lagi. Saat ditanya awal
ketertarikannya bersepeda, Wahyu mengungkapkan dirinya malas terkena macet
selain ingin mencoba nuansa baru. "Komunitas ini menyenangkan, dapat membawa
sesuatu yang positif. Apalagi jika kesal menghadapi kendaraan bermotor."

Tak heran siapa yang bergabung di komunitas B2W akan disuguhkan tag line
"Selamat Datang di Komunitas yang Menyenangkan." Tak hanya laki-laki, para
wanita juga ada yang mulai menggunakan sepeda untuk berangkat ke kantor. Hanya
saja intensitasnya belum penuh, yakni satu sampai dua minggu sekali.

Selain pekerja kantoran, ada juga pejabat yang tertarik dengan komunitas ini,
yakni Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Kusmayanto Kadiman.

Bahkan, presiden Soesilo Bambang Yudhoyono sudah mulai tergerak dengan memberi
kesempatan lebih besar bagi pengguna sepeda untuk menuju tempat kerja.

Salah satu bentuk perhatian SBY adalah dengan mengikutkan komunitas ini dalam
rangkaian kegiatan Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim
(Conference of Parties of the United Nations Framework Convention on Climate
Change/UNFCCC) Desember lalu.

Saat itu B2W diminta melakukan kampanye anti pemanasan global yang mengambil
rute Jakarta-Bali dengan sepeda. Tim yang ikut berjumlah 15 orang dan melewati
35 kota.

Pada dasarnya bagi yang ingin bersepeda mudah saja. Sepeda dengan jenis
apapapun bisa digunakan asal tetap memperhatikan standar keselamatan. "Kami
biasanya menghimbau anggota kami untuk menggunakan helm, sarung, sarung tangan,
sepatu, masker penyaring udara dan penggunaan lampu pada sepeda sebagai tanda
di kondisi gelap. Dengan peralatan yang lengkap saat bersepeda dijamin aman,"
tandas Wahyu lagi.

Wahyu sendiri masih menggunakan sepeda 3 kali dalam seminggu. "Terkadang saya
suka bingung melihat pola transportasi di Indonesia, ruwet. Mudah-mudahan saja
di Jakarta segera ada jalur khusus bagi pengguna sepeda, sehingga orang tidak
perlu khawatir lagi jika ingin bersepeda di jalanan ibukota."

Selain sebagai sarana mengurangi polusi dan kampanye, sepeda juga dapat menjadi
sarana prestasi. Salah satu pembalap nasional sepeda asal DI Yogyakarta yang
akan berlaga di Olimpiade Agustus mendatang, Sama' i menilai meski terlihat
sepele, untuk menjadi pembalap sepeda tidak gampang.

"Awalnya saya beralih dari sepakbola ke sepeda supaya lebih mudah. Tapi saat
saya menekuni sepeda ternyata tidak gampang, butuh ketekunan dan stamina yang
prima, karena taruhannya adalah catatan waktu saat berlaga di track sepeda,"
katanya usai berlatih di stadion balap sepeda-Rawamangun.

Melihat perkembangan dunia sepeda saat ini Sama' i menilai sudah mulai ada
bibit baru terutama pada sepeda BMX. "Kompetisi sepeda sudah mulai marak.
Dengan kompetisi bisa memunculkan bibit baru, beda dengan zaman saya dulu yang
miskin kompetisi."

Melihat perkembangan dan manfaat sepeda saat ini, maka tak perlu ragu jika anda
ingin wira-wiri keliling kota dengan sepeda. Tentu saja akan sangat nyaman jika
ada jalur khususnya.

Delia Mustikasari

Selasa, 24 Maret 2009

Final Proliga Belum Tentu di Istora



Babak final gelaran Sampoerna Hijau Proliga 2009 Minggu (29/3) akan tetap di Jakarta. Akan tetapi, belum tentu Istora Senayan menjadi saksi puncak kemenangan tim-tim Proliga kali ini. Alasannya pihak penyelenggara masih perlu menyesuaikan dengan jadwal kampanye.

Namun, sebelum menuju babak puncak, tim yang berlaga sebagian masih akan mempertaruhkan nasib mereka di lanjutan babak empat besar di Padepokan Bola Voli Sentul, Jumat (27/3). Pertandingan tersebut merupakan lanjutan dari babak empat besar yang sempat digelar secara tertutup di GOR Ki Mageti, Magetan pada Sabtu-Minggu, 21-22 Maret lalu.

“Berdasarkan kesepakatan bersama babak empat besar akan dilanjutkan di Sentul. Hal ini karena adanya kampanye terbuka pada Senin (23/3), sehingga pertandingan tidak dilanjutkan pada tanggal tersebut,” kata Direktur Proliga Hanny Surkatty saat dihubungi Selasa, (24/3).

Namun, Hanny belum bisa menjelaskan jadwal pertandingan. “Keputusan jadwal pertandingan belum dapat saya ungkapkan. Menunggu hasil tekhnikal meeting pada Kamis, (26/3) siang,” tuturnya.

Menyikapi pertandingan di Magetan, dia mengatakan keputusan pertandingan tertutup ini di luar kehendaknya. Bahkan dia tidak mengetahui kabar adanya pencekalan terhadap wartawan media cetak Jawa Timur yang hendak meliput.

“Ini di luar kehendak kita. Keputusan pertandingan tetap digelar juga baru diketahui siang harinya, sehingga tidak semua pihak tahu. Termasuk pihak keamanan yang melarang wartawan untuk meliput. Begitu pula dengan tim yang akan bertanding juga baru tahu siang hari dan sorenya langsung bertanding,” ungkap Hanny.

Untuk pertandingan di Sentul nanti, pria yang juga Ketua Bidang Turnamen dan Pertandingan Pengurus Pusat Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PP PBVSI) mengatakan tiket untuk penonton terbatas. “Kapasitas tempat duduk hanya 500 buah. Nantinya akan diisi oleh supporter masing-masing klub yang berlaga. Sementara bagi wartawan peliput akan kami upayakan kendaraan ke Sentul,” terangnya.

Kepastian tempat pertandingan final Proliga menurut Hanny baru akan ketahuan sehari sebelumnya, yakni Sabtu, (28/3) lewat konferensi pers.

Disinggung soal pengaruh yang dirasakan tim peserta dan sponsor soal perubahan tempat pertandingan, Hanny memastikan peserta tidak terpengaruh. “Buktinya kita belum tahu siapa tim putra yang akan melaju ke babak final. Masing-masing tim saling mengalahkan, jadi baru bisa kita lihat Jumat.”

Sementara itu, tim putri yang memastikan diri melaju ke babak final adalah Jakarta Elektrik PLN. Di kubu putra persaingan sengit akan terjadi. Pada babak penentuan nanti Palembang Bank Sumsel akan melawan Jakarta Sananta, dan Bantul Yuso Gunadarma berhadapan dengan Surabaya Samator. Sedang untuk putri, Surabaya Bank Jatim akan melawan BNI. Laga ini juga merupakan partai penentuan tim yang maju ke perebutan mahkota proliga 2009.

Jumat, 20 Maret 2009

Manajemen Nyeleneh Ala Mr. Joger


Kalau Memang Benar-benar Ingin Tetap Sehat dan Bahagia, Tampaknya Kita Hanya Punya 2 Pilihan Saja, Yaitu Pilih Jamul Atau Galut. Karena Jamul Maupun Galut sebenarnya Sama-Sama Merupakan Singkatan Dari Jaga Mulut .

Kalimat di atas terkesan nyeleneh dan tidak penting, karena tidak ada makna di baliknya. Namun, justru kalimat nyeleneh itu yang dicari orang. Pasalnya ini telah menjadi ciri khas dari produk kaos asal Bali.

Produk ini lebih dikenal dengan nama Joger. Siapa yang tidak mengenal kaos Joger, setiap melancong Bali, Joger telah menjadi icon produk yang (wajib) dibeli sebagai buah tangan.

...Selanjutnya


Bisa dikatakan belum lengkap rasanya bila ke Bali tidak membawa pulang kaos joger. Joger memang berbeda, lihat saja pada billboard yang ada di depan toko tertulis ‘Joger pabrik kata-kata buka 24 jam/3 hari (alias 8 jam sehari). Kecuali hari-hari raksasa jam 10.00-18.00 WIJO (Waktu Indonesia Bagian Joger)’.


Tak hanya itu, ritual membuka tokonya juga unik. Tepat pukul 09.00 WITA dari pintu belakang toko munculah para pegawai toko. Mereka mengenakan pakaian hitam-hitam, dan pinggangnya diikat dengan selendang warna-warni.

Dengan dipimpin oleh satu orang mereka bernyanyi jargon joger dan menari. Baru kemudian mereka membuka toko. Saat memasuki toko, pengunjung ditempeli stiker bertuliskan VIP Joger untuk ditempelkan di baju. Stiker itu harus dikenakan saat sedang berbelanja.

Produk yang dijual di outlet Kuta ini beragam. Mulai dari produk utama (T-Shirt), sandal , sweater, dompet semua ada dan ditata dengan apik.
Untuk berpindah dari satu booth ke booth lain kita seakan memasuki sebuah kota kecil.

Melihat kebesaran nama Joger, siapa sangka awalnya hanya sebuah art and batik shop. Pemilik usaha tersebut adalah Joseph Theodorus Wuliandi. Ceritanya Pria kelahiran Denpasar, Bali 9 September 1951 ini studi di fakultas ekonomi Universitas Widya Mandala, Surabaya, namun tidak rampung. Selanjutnya dia melanjutkan studi ke Jerman mengambil jurusan Perhotelan.

Kembali ke Indonesia tahun 1976 dia bekerja sebagai guide. Baru pada 1980 dia membangun studio desain, dengan modal awal Rp500.000. Keputusan memberi merek Joger pada tahun 1981 karena teringat nama salah satu sahabatnya, Gerhard yang pernah memberi hadiah seniali USD 20.000 saat menikah dengan Rr. Koedarijati. Karena itu, studionya diberi nama dengan Toko seni dan Batik Joger yang merupakan gabungan nama dirinnya dan sang sahabat (Joseph dan Gerard).

Dalam perkembangannya nama Joger mulai dikenal lewat iklan di media lokal. Iklan yang dibuat juga dibuat nyeleneh, seperti mengomentari politik. Ekonomi, sosial, budaya atau kemanusiaan. Masyarakat memang tertarik dengan humor dan kata-kata lucu yang dilontarkan,namun tidak membuat toko adik dari bos Jamu Jago Jaya Suprana ini langsung dikunjungi orang.

Tahun 1990, Joseph memutuskan memproduksi T-Shirt yang diistilahkannya sebagai ‘pabrik kata-kata’. “Sebenarnya lebih tepat jika disebut pabrik kalimat, karena yang terpampang di T-Shirt adalah sebuah kalimat. Namun, agar lebih menjual dipilihlah istilah pabrik kata-kata ini,” ujar pria ramah ini saat ditemui di outlet Joger, Kuta beberapa waktu lalu.

Diakui Joseph dirinya kerapkali turun langsung melihat toko. Tujuannya tak lain agar dirinya bisa lebih “membumi’. “Senang rasanya bisa melihat respon langsung para pembeli. Dari obrolan dengan pengunjung saya jadi mendapat masukan dari mereka yang bisa diolah menjadi ide baru.”

Filosofi yang digunakan adalah Garing (tiga piring)-porsi makan kebanyakan manusia. Dia juga menerapkan sistem PMDN (penanaman modal dunia) dan PMA (penanaman modal akhirat). Bagi Joseph tidak ada istilah karyawan atau bawahan. “Bagi saya karyawan adalah keluarga. Mereka tidak mendapat gaji tapi uang saku. Mereka saya minta membuat laporan keuangan pribadi agar bisa diketahui apa uang saku yang didapat cukup atau tidak,” lanjut Joseph.

Bahkan dia juga menerima karyawan yang tuna netra, tidak seperti perusahaan lain. Perbedaan lain, Joger menerapkan pembatasan pembelian maksimal 10 buah. Tidak seperti toko lain yang justru senang barang dagangannya diborong habis.

Sebagai bagian dari kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR)Joger menggelar kerja bakti membersihkan seluruh Bali, menggelar seminar manajemen ke beberapa kota yang diistilahkan Joseph sebagai Agenda Penyesatan ini Saat melongok karyawan di ruang kerja, terpampang ‘Agenda Penyesatan ke Jalan yang Benar” selama setahun.

Ruang kerja Joseph juga tertata dengan apik, disekeliling tampak tanaman tertata rapi. Ada pula patung-patung, lukisan, ukiran kayu, dan banyak lagi. Saya pun diajak melongok ruang pribadinya yang berisikan tumpukan buku, VCD, DVD produk Joger. “Inilah ruang tenpat saya menciptakan ide,” ujarnya sembari memperlihatkan ribuan desain kaos di layar komputernya besar.

Selain kreatif, Joseph juga rajin mengumpulkan hasil karya yang dibuatnya dengan menampilkan tahun pembuatan. “semua desain saya abadikan dalam sebuah poster berlatar foto saya. Poster ini pernah masuk dalam rekor MURI.”

Rencananya dirinya akan membuat poster yang lebih besar lagi untuk memuat kembali desai n kaos terbaru Joger. Ketika ditanya suka duka mengelola usaha Joger sontak pria kreatif ini menjawab. “Apa itu duka? Saya tidak mengenal kata duka. Bagi saya hidup itu suka. Seperti anda suka membaca, saya juga suka Joger ha ha ha,” ujarnya berseloroh sehingga membuat saya nyaris tidak bisa berkata-kata.

Lima Minggu Untuk Persiapan Sudirman



Para atlet yang akan berlaga di Kejuaraan beregu Piala Sudirman 2009 pada 10-17 Mei mendatang hanya butuh waktu lima minggu untuk persiapan. Karena itu, Pengurus Besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI) tidak mengikutkan seluruh pemainnya di Kejuaraan Asia dan India Terbuka.

“Keputusan mengistirahatkan pemain bukan semata-mata karena hasil di All England dan Swiss Super Series. Tetapi lebih mengutamakan kepentingan piala Sudirman. Waktunya sangat mepet,” kata Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) Lius Pongoh.

Di Sudirman nanti, setiap Negara peserta dibebaskan mengirim timnya. “Tidak ada batasan jumlah pemain yang didaftarkan, tetapi tetap saja yang bermain hanya 11 orang saja dalam tim,” ungkap Lius.

Menghadapi Sudirman, ganda campuran berencana menyiapkan dua pasang pemainnya. “Nova Widianto/Liliyana Natsir dan Devin Lahardi Fitriawan/Lita Nurlita fokus untuk itu. Penampilan Nova/Lily di dua turnamen Eropa, karena kondisi mereka yang kurang fit. Nova pinggangnya sempat ketarik, sementara Butet (sapaan akrab Liliyana) mengalami radang tenggorokan,” ujar Pelatih Ganda Campuran PBSI Richard Mainaky.

Karenanya Richard berharap pihak pengurus segera memasukan tambahan pemain. “Saat ini saya sedang mencari satu pemain lagi untuk pasangan Frans Kurniawan, sekaligus sebagai teman sparring. Untuk itu saya berharap PBSI segera bertindak cepat, waktu lima minggu sangat singkat untuk mencari pemain. Belum lagi negosiasinya butuh waktu lama.”

Meski belum ada kepastian, Richard memilih fokus melatih saja. “Yang penting saya tetap terus bekerja membentuk mereka. Meski di atas kertas lawan jauh unggul dengan kekompakan mampu mengatasinya. Karena itu fisik dan mental benar-benar menjadi perhatian saya,” tutur Richard.

Di nomor ganda putra, pelatih ganda putra PBSI Sigit Pamugnkas merancang latihan khusus untuk Markis Kido dan kawan-kawan. “Khusus Rian (Rian Sukmawan) perlu dilatih kekuatan tangannya. Pengaruh pergantian merk shuttle cock dari Yonex ke Wilson cukup mempengaruhi penampilannya. Saat bermain di Swiss dia tidak kuat menahan serangan lawan, karena karakteristik merk Wilson butuh tangan yang kuat. Sementara Bona tinggal treatment penguatan,” terangnya.

Sementara itu, seperti dikutip situs Badminton World Federation (BWF). Peringkat ganda putri Shendy Puspa Irawati/Meiliana Jauhari melesat ke sembilan dunia. Selanjutnya pasangan Vita Marissa/Liliyana Natsir masih ada di urutan keenam. Diikuti pasangan Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii ada di urutan 25.

Begitu pula di ganda putra, Muhammad Ahsan/Bona Septano masuk peringkat sembilan, ganda putra lainnya Rian Sukmawan/Yonathan Suryatama Dasuki ada di peringkat 11.

Rabu, 18 Maret 2009

PON Riau Tetap 43 Cabang

Cabang olahraga yang ada di Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Riau diputuskan jumlahnya tetap 43 cabang. Meski tetap ada pengurangan di nomor pertandingan dari semula 700 nomor menjadi 500 nomor.

Semula 43 cabang yang ada di PON XVII Kalimantan Timur dianggap terlalu banyak dan mubazir. Karena itu sempat bergulir wacana soal cabang yang dipertandingkan jumlahnya diperkecil dan diutamakan hanya untuk cabang olimpiade saja.

“Kami memutuskan jumlah cabang tidak dikurangi, karena kami tetap ingin tidak ada PB yang tidak kebagian berpartsipasi dalam event ini. Setelah itu kami mengusulkan adanya batasan umur bagi atlet yang menjadi peserta PON. Hal ini nantinya akan ditentukan oleh PB masing-masing,” kata Ketua Komisi 1 (Binpres dan Litbang) Soekarno Masaid dalam Rapat Anggota KONI di Jakarta, Rabu (18/3).

Untuk kuota per cabang akan dibahas dalam kelompok kerja (pokja) yang terdiri atas tiga Pengurus Besar (PB) cabang olahraga dan empat KONI Daerah (KONIDA). Tiga PB tersebut antara lain PB PERBASI (Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia), Ikatan Sepeda Sport Indonesia (ISSI), dan Persatuan Panahan Seluruh Indonesia (Perpani).

Selanjutnya KONIDA yang terlibat adalah KONI Nagrou Aceh Darussalam (NAD), Jawa Timur (Jatim), DKI Jakarta, dan Bali. “Kami merekomendasikan agar pokja mampu menyelesaikan pembahasan kuota cabang PON dan pembahasan pembuatan nota kesepahaman (MOU) selama dua bulan,” lanjut Soekarno yang juga pengurus KONI Jatim ini.

MOU sendiri dibuat guna mempersipakan para atlet di ajang Youth Olympic pada 2010 di Singapura. Karena itu, baik KONI dan KONI Propinsi dianggap perlu berkoordinasi sekaligus memetakan pemusatan latihan di daerah sekaligus menentukan dua cabang unggulan di setiap daerah.

Rapat komisi 1 yang membahas persiapan penyelenggaraan dan penyempurnaan peraturan PON ini berlangsung cukup alot. Masing-masing PB menginginkan cabangnya tetap masuk dalam PON meski tidak dipertandingkan saat Olimpiade.

“Cabang kami memang tidak ada di Olimpiade. Namun, KONI juga perlu memikirkan bagaimana cabang yang telah memiliki cabang di 33 provinsi. Bagaimana kelanjutannya jika pembinaan terhenti hanya karena tidak ada kesempatan untuk ikut di PON,” keluh Sekjen Persaudaraan Beladiri Kempo Indonesia (Perkemi) Ruddy Budi Manoppo.

Menanggapi hasil keputusan ini, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Rita Subowo menilai usulan perubahang cabang di PON berkaca dari PON Kaltim. “PON Kaltim dapat terlaksana dengan baik, meski ada kekurangannya. Kekurangan ini akan kami kaji kembali terutama soal pengurangan jumlah atlet. Kuota yang terlalu banyak dapat mempengaruhi berjalannya event,” terang Rita.

Delia Mustikasari

Dipublikasikan di Jurnal Nasional halaman 31 suplemen top soccer

Selasa, 17 Maret 2009

Persiapan Riau Mencapai 70 Persen



KESIAPAN infrastruktur di Riau untuk penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 telah mencapai 70 persen. Hal ini berlaku bagi venue baru maupun yang lama sehingga hanya perlu melalui tahap rehabilitasi.

"Kami pastikan venue yang berada di sekitar Pekanbaru tahapnya sudah rampung 70 persen. Pembangunannya sendiri sudah dibagi dalam beberapa tahap sejak 2008. Sebagai contoh dana yang dianggarkan untuk stadion utama sudah dianggarkan sejak 2008 dan pembangunannya sedang dilakukan tahun ini," kata Gubernur Riau Rusli Zainal di sela-sela Rapat Anggota Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat di Jakarta, Selasa (17/3).

Diperkirakan pembangunan stadion utama yang berkapasitas 43 ribu tempat duduk tersebut ini akan selesai akhir tahun 2011. Keputusan Riau sebagai tuan rumah PON sendiri telah ditetapkan sejak 12 Agustus 2006.

Lebih lanjut Rusli mengatakan beberapa venue dibangun di kawasan kampus. Ada empat lokasi yang dipilih untuk pembangunan venue, yakni Universitas Riau, Universitas Islam Riau, Universitas Negeri Islam, dan Universitas Lancang Kuning.

"Saat ini venue yang sudah selesai adalah kolam renang, hall basket, sport center, gelanggang olahraga, dan lapangan golf."

Sebanyak 30 cabang akan dipertandingkan di PON 2012. "Diutamakan cabang olimpiade yang akan dimasukkan. Namun, sebagai tuan rumah kami mengusulkan cabang aerosport dan tarung drajat untuk dimasukan dalam nomor pertandingan," kata Rusli.

Persiapan lain yang dilakukan panitia adalah pembenahan Bandara Syarif Kassim. Tak hanya itu lima hotel berbintang lima juga siap dibangun, namun baru lima yang rampung, yakni Hotel Novotel, Aryaduta, dan Grand Laversa.

Untuk pasokan listrik selama kegiatan PON, pihaknya berencana menambah daya hingga mencapai 2x100 megawatt ke PLN. Sedangkan untuk perkampungan atlet, akan dibangun tiga unit rusunawa (rumah susun sewa) untuk menampung 1.200 atlet.

Meski banyak yang harus dibangun, Rusli menjamin dana yang dibutuhkan tidak sebesar PON 2008 di Kalimantan Timur. "Dana yang dibutuhkan mencapai Rp2,5 triliun. Bandingkan dengan PON Kaltim yang biaya penyelenggaraannya sebesar Rp4,5 triliun," katanya.

Dana tersebut bersumber dari share antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah daerah, dan pemerintah kota. Namun, Rusli enggan merinci berapa persen komposisi dari masing-masing pihak. "Selain itu, kami juga tengah menjajaki tambahan dana dari pihak ketiga," katanya.

Disinggung soal kesiapan atlet Riau, Rusli mengungkapkan pembinaan secara teknis dan khusus telah dilakukan lewat program Riau Bangkit. Selain itu lewat ajang Pekan Olahraga Daerah (PORDA) dan PPLP membuat Riau tidak perlu mengiming-imingi atlet luar daerah untuk dijaring Riau.

Selain itu para atlet yang berprestasi pada PON sebelumnya mendapat dana kesejahteraan Rp2,5 juta per bulan (peraih emas), Rp2 juta (peraih perak), dan Rp1 juta (perunggu). Hal ini berlaku juga bagi pelatih.

Prestasi atlet Riau sendiri selama tiga kali penyelenggaraan PON telah mengalami peningkatan, yakni dari peringkat 18 (PON Jawa Timur), peringkat 11 (PON Sumatera Selatan), dan peringkat 10 (PON Kaltim).

Ke depannya Rusli berharap venue yang telah digunakan PON akan dapat terus digunakan. "Saya telah memikirkan agar venue dapat dimanfaatkan 25-30 tahun ke depan," katanya.



Dipublikasikan di Jurnal Nasional halaman 7 suplemen top soccer