.jpg)
Gelaran olahraga akbar se-tanah air yang bertajuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII Kalimantan Timur penuh dengan warna-warni. Di satu sisi prestasi yang disuguhkan para atlet cukup besar, namun carut marut persiapan venue yang digunakan juga mengundang kontroversi.
Sejatinya sejak 6 tahun sebelum perhelatan tuan rumah mulai berbenah. Baik itu menyiapkan infrastruktur maupun kesiapan para personelnya. Sebagai contoh venue cabang olahraga menembak yang berlokasi di Balikpapan saat dikunjungi sebulan sebulan sebelum PON belum rampung. Bahkan ada yang masih berupa kerangka.
Tanggal pelaksanaan pun juga sempat tarik ulur. Semula PON direncanakan bulan September usai Olimpiade bertepatan dengan hari olahraga nasional yang setiap 9 September. Namun, karena pada bulan tersebut adalah bulan Ramadhan, jadwal akhirnya dimajukan 6-17 Juli 2008. Dengan dimajukannya tanggal tersebut panitia semakin bekerja keras memenuhi deadline dari pemerintah.
Bahkan di detik-detik terakhir para pejabat dari Kantor Menteri Pemuda dan Olahraga harus turun tangan mengawasi persiapan agar mampu memenuhi target. Deputi Pemberdayaan Bidang IPTEK dan Olahraga Hari Setiono menilai halangan utama PON Kaltim terletak di segi Sumber Daya Manusia.
“Pengetahuan dan pengalaman SDM yang ada tidak memadai. Seharusnya 6 tahun sebelum pelaksanaan semua sudah dapat diselesaikan. Selain itu pergantian Gubernur juga turut mempengaruhi persiapan,” kata Hari.
Menata sistem multievent tidaklah mudah, banyak aspek yang perlu dipersiapkan. Pada saat penentuan cabang yang seharusnya telah diputuskan dua tahun sebelum hari-H dan satu tahun setelah hasil kualifikasi malah dilakukan menjelang detik-detik terakhir pelaksanaan.
Semula diputuskan 749 nomor, namun tanpa ada pemberitahuan soal perubahan menjadi 755 nomor yang dipertandingkan. Keputusan sepihak ini diikuti pula dengan penetapan jumlah peserta yang berlaga karena alasan situasional.
Jumlah nomor yang terlalu banyak, venue yang saling berjauhan satu sama lain juga cukup menyulitkan akses para peliput untuk kesana karena membutuhkan waktu yang cukup lama. Alhasil ada beberapa cabang yang tidak terekspos, begitu pula menyangkut akomodasi atlet. Banyak atlet yang satu kamar diisi dengan tiga sampai empat orang.
Proses pemindahan atlet juga semrawut. “Proses pemindahan atlet idealnya ditata dua tahun sebelumnya. Namun banyak juga yang masih berantakan. Akomodasi yang ditanggung juga ternyata tidak sepenuhnya ditanggung panitia sehingga pemerintah harus turun tangan,” papar Hari.
Di sisi lain PON sukses dari segi prestasi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya torehan rekor yang dibukukan para atlet. Venue yang dibangun juga menjadi aset daerah untuk menggerakan olahraga. Tuan rumah juga sukses menaikan peringkatnya menjadi tiga besar dari semula yang ditargetkan, yakni lima besar.
Hasil ini juga membuat daerah lain seperti Jatim, dan DKI harus waspada. Pasalnya baru pertama kali dalam sejarah Provinsi di luar Pulau Jawa mampu menduduki posisi tiga besar dengan raihan 116 emas, 110 perak, dan 115 perunggu di atas Jabar. Peringkat tersebut sempat mengundang protes karena banyaknya anggapan bahwa atlet tuan rumah lebih diuntungkan.
Kesuksesan ini juga semakin memacu Kaltim untuk memberdayakan atletnya. Jangan hanya mengandalkan pembelian atlet untuk mendongkrak prestasi. Pembatasan usia perlu dilakukan untuk mencegah pembelian atlet secara besar-besaran, karena di atas usia tersebut bisa mengikuti ajang single event.
Ajang ini juga turut mempengaruhi pendapatan ekonomi rakyatnya melalui pariwisata, dan perdagangan dari hasil penjualan souvenir yang dijajakan. Namun tidak dapat dipungkiri Kaltim memberikan fasilitas kendaraan yang cukup tanpa perlu membayar, karena ditanggung sepenuhnya oleh mereka.
Dengan plus minus persiapan, dan prestasi yang ditorehkan tuan rumah PON selanjutnya Riau perlu lebih berbenah. Wacana pembagian PON di dua daerah berdasarkan kategori cabang Olympic dan non Olympic tengah menunggu keputusan bersama KONI dan Kemenegpora.
Jumlah dan nomor cabang olahraga berikut venue pertandingan harus benar-benar siap sehingga efektif dari segi dana efektif pula di segi prestasi yang ditorehkan. Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari PON Kaltim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar