Jumat, 26 Desember 2008

Bulung Buni dan Tongkol Bakar di Serangan

SENGATAN matahari di Pulau Serangan cukup membakar kulit hari itu. Panas cukup menggigit di area 400 hektare yang akan dijadikan sarana reklamasi pantai di Denpasar Selatan itu.



Pemandangan paling khas ketika datang ke sini adalah jajaran rumput laut yang sedang dijemur. Meski terlihat lebih mirip alga, rumput laut ini diolah

menjadi makanan sehat dan menyegarkan. Satu menu menarik dicicipi di Serangan adalah pulung buni.

Makanan ini diolha dari rumput laut. Pembuatannya terhitung mudah. Rumput laut dicampur parutan kelapa dan beberapa bumbu lalu dicampur. Bumbu yang dimasukkan antara lain sereh, jeruk limau, garam, gula merah, potongan cabai, dan sedikit air.



Semua bahan diaduk menjadi satu. Setelah menyatu, siap dinikmati.

Hmmm....rasanya asam, dan pedas. Begitu segar. Harganya pun relatif terjangkau per porsi hanya Rp3.000. Bisa juga jika ingin pesan lebih banyak.

"Ini makanan khas Bali. Biasanya bulung buni disajikan pelengkap nasi atau sebagai sayur. Jika ditambah ikan bakar rasanya makin nikmat. Apalagi, jika perut sedang lapar-laparnya," kata Dewi, seorang penjual pulung buni.



Tak hanya segar, bulung buni kaya serat dan protein. Tentu tak cukup hanya mencoba pulung buni. Di sana ada juga ikan bakar. Rasanya enak, dan gurih. Harganya? Cukup dengan uang Rp8.000 sudah dapat menikmati seekor ikan tongkol berukuran sedang. Bahkan, jika ingin hemat bisa menikmati menu

ini berdua.
Wow.


Jadi, jika berkunjung ke Pulau Serangan, tak hanya melihat pemandangan laut nan indah diterpa hembusan angin. Beragam makanan khas Bali yang disajikan sangat menggugah selera.

"Sehari-hari makanan ini baru bisa dinikmati di Pasar Serangan, tak jauh lokasinya dari Pulau Serangan," ucap Dewi. Delia Mustikasari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar